Bupati Ardiansyah Sulaiman menghadiri kegiatan PERPAMSI untuk menerima penghargaan. Foto: Hasyim/Pro Kutim
JAKARTA — Di tengah hiruk-pikuk Indonesia Water & Wastewater Expo and Forum (IWWEF) 2025 di Jakarta International Convention Center, langkah kaki Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman, terasa ringan namun sarat tanggung jawab. Bukan sekadar menghadiri ajang tahunan Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI), Ardiansyah kembali ke daerahnya dengan membawa satu penghargaan penting, dan lebih dari itu, membawa janji kepada warganya.
“Alhamdulillah, saat ini layanan air minum di Kutim telah menjangkau sekitar 80 persen,” ucapnya saat ditemui di sela kegiatan.

Di belakang pencapaian itu berdiri Perumdam Tirta Tuah Benua (TTB), perusahaan daerah air minum yang menjadi ujung tombak penyediaan air bersih bagi lebih dari 450 ribu jiwa penduduk Kutim.
Namun, angka 80 persen itu bukan garis akhir. Di wilayah seluas hampir 36 ribu kilometer persegi dengan kontur geografis yang kompleks, Bupati Ardiansyah mengaku belum sepenuhnya puas. Justru sebaliknya, penghargaan yang diraihnya dari PERPAMSI menjadi cambuk untuk memperluas cakupan layanan hingga ke desa-desa terluar.
“Air adalah kebutuhan dasar, hak pokok setiap manusia,” tegasnya. “Kami di Pemkab Kutim terus menggerakkan Perumdam untuk memberikan pelayanan terbaik,” tambahnya
Ia menyebut Sangatta sebagai contoh kawasan yang sudah memiliki sumber air melimpah. Mulai dari sistem WTP Kudungga hingga potensi besar yang masih belum tergarap di Telaga Batu Arang. Di tempat terakhir ini, Pemkab Kutim sedang menjajaki kerja sama dengan PT Kaltim Prima Coal (KPC) untuk mengelola sumber air baku menjadi pasokan siap konsumsi.
“Kualitas air di Telaga Batu Arang cukup baik. Kita sedang menjajaki kerja sama untuk pemanfaatannya demi kepentingan masyarakat,” katanya mantap.

Di balik optimisme itu, Ardiansyah tak menutup mata terhadap tantangan yang menghadang. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi antara Perumdam dan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dalam penyelarasan pembangunan infrastruktur. Jaringan pipa air tak bisa berdiri sendiri. Kehadiran listrik dan akses jalan harus berjalan beriringan.
“Ketika infrastruktur jalan dibangun, maka jaringan PDAM (Perumdam) juga harus ikut bergerak, begitu pula dengan jaringan listrik. Ini butuh sinergi lintas sektor,” ujarnya.
Menyiasati kawasan terpencil yang belum terjangkau listrik, Pemkab Kutim tengah menjajaki penerapan energi terbarukan. Khususnya tenaga surya, dan penggunaan genset sebagai alternatif operasional sistem pompa air.
“Memang belum ada perjanjian resmi, tapi sudah ada kesepahaman,” tutur Ardiansyah.
Ia juga membuka peluang kerja sama dengan sektor swasta dan LSM untuk mengisi celah yang belum dapat dijangkau APBD.
Sementara itu, Direktur Utama Perumdam Tirta Tuah Benua Kutim Suparjan, menyampaikan apresiasi atas dukungan total dari pemerintah daerah. Menurutnya, dukungan itu bukan hanya sebatas anggaran, melainkan juga dalam bentuk keberpihakan terhadap akses air bersih sebagai bagian dari hak dasar masyarakat.

“Kami merasa didukung sepenuhnya oleh Pemkab. Ini menjadi motivasi besar bagi kami untuk terus meningkatkan pelayanan,” ungkap Suparjan.
Ia menambahkan bahwa saat ini pihaknya tengah menyusun peta jalan (roadmap) layanan air bersih lima tahun ke depan. Untuk menjangkau 100 persen warga Kutim, tanpa terkecuali.
Penghargaan PERPAMSI 2025 yang diterima Ardiansyah bukan sekadar simbolik. Ia mencerminkan pengakuan atas kerja keras daerah dalam membangun sistem air minum yang inklusif dan berkelanjutan. Dalam konteks nasional, langkah Kutim menegaskan bahwa daerah dengan tantangan geografis ekstrem pun bisa menjadi contoh tata kelola air yang progresif, selama ada kemauan politik yang kuat dan semangat kolaborasi.
Misi swasembada air bagi seluruh warga Kutim masih menempuh jalan panjang. Namun dari Jakarta, Ardiansyah membawa pulang bukan hanya trofi penghargaan, tapi juga amanat publik yang tak boleh terhenti. Yaitu memastikan setiap tetes air bersih bisa sampai ke rumah warga, dari pusat kota hingga dusun di hulu rimba. (kopi8/kopi13/kopi3)