SANGATTA – Sejak resmi menakhodai Dinas Perhubungan Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Poniso Suryo Renggono menegaskan langkahnya tidak akan setengah hati. Dua agenda besar langsung dipatok sebagai prioritas. Yaitu mengoperasikan Pelabuhan Sangatta di Kenyamukan dan memperkuat fasilitas Bandara Tanjung Bara.
Selaku Kepala Dinas, Poniso menegaskan bahwa fokus ini bukan sekadar menjalankan instruksi Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, melainkan upaya strategis memperkuat konektivitas darat, laut, dan udara di Kutim.
“Kami (Dishub) menempatkan dua agenda ini sebagai prioritas utama, sesuai arahan Pak Bupati. Pelabuhan (Sangatta) di Kenyamukan harus segera beroperasi, dan fasilitas bandara ditingkatkan agar bisa melayani penerbangan komersial minimal dengan pesawat jenis ATR,” ujarnya, Rabu (27/8/2025).

Sebagai mantan Asisten Pemerintahan Umum dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Sekretaris Kabupaten (Seskab), Poniso memahami peran vital pelabuhan dalam rantai logistik. Ia menargetkan Pelabuhan Sangatta Kenyamukan bisa beroperasi paling lambat 2027. Infrastruktur ini diyakininya menjadi simpul distribusi barang, menopang perdagangan, serta menggerakkan industri di Kutim. Namun, keberhasilan itu membutuhkan komitmen anggaran.
“Tanpa dukungan anggaran yang memadai dan berkelanjutan, proyek ini akan sulit mencapai target. Maka kami berharap DPRD dapat melihat urgensi pelabuhan ini sebagai kepentingan strategis daerah,” tegasnya.
Dishub Kutim kini tengah menyiapkan konsolidasi teknis, mulai dari pematangan administrasi hingga pembangunan fisik. Konsultasi dengan PT Pelindo dan otoritas kesyahbandaran pun disiapkan untuk memastikan sesuai Rencana Induk Pelabuhan.



Di sektor udara, Poniso menaruh perhatian pada perpanjangan runway dan penambahan slot penerbangan komersial di Bandara Tanjung Bara. Ia menyebut dukungan PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebagai pengelola bandara sangat penting. Terutama dalam membuka peluang pesawat ATR masuk secara reguler.
“Pengembangan bandara ini akan berdampak langsung terhadap keterjangkauan akses transportasi masyarakat. Maka kerja sama dengan KPC dan otoritas penerbangan sipil sangat kami harapkan untuk memastikan eksekusi berjalan lancar,” ucapnya.
Menutup pernyataannya, Poniso mengajak masyarakat ikut serta mengawal agenda ini. Dia menegaskan bahwa pelabuhan dan bandara ini adalah milik bersama. Untuk itu dia mengajak seluruh masyarakat Kutim untuk mendukung, mengawasi, dan menjadi bagian dari upaya bersama
“Mewujudkan kemajuan infrastruktur daerah,” katanya. (kopi4/kopi3)