Petugas Capil layani masyarakat untuk integrasikan IKD. Foto: Danar Disdukcapil Kutim
SANGATTA – Di tengah gempuran era digital, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) masih harus berjuang keras mewujudkan Identitas Kependudukan Digital (IKD) atau KTP Digital. Hingga awal November 2025, capaian Kutim baru menyentuh angka 6,94 persen, jauh tertinggal dari patokan target nasional sebesar 30 persen. Angka ini menjadi refleksi tantangan besar yang dihadapi Disdukcapil Kutim, bahkan saat daerah lain seperti Kota Padang dan Kota Magelang telah berhasil melampaui ambang batas 30 persen tersebut.
Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK) Disdukcapil Kutim, Danar Takdir Suprayogi, mengakui bahwa target tahun ini kemungkinan besar akan meleset. Menurut Danar, Kutim dihadapkan pada kombinasi masalah klasik dan hambatan di era modern. Salah satu kendala paling nyata adalah masalah teknis yakni luasnya wilayah Kutim menciptakan banyak area blank spot tanpa sinyal internet yang memadai, membuat aktivasi IKD secara mandiri nyaris mustahil.
Selain itu, penggunaan IKD juga menuntut spesifikasi ponsel tertentu, yang tidak dimiliki semua warga.
Ironisnya, tantangan digital tersebut diperparah oleh kebiasaan yang sulit diubah. Danar menjelaskan, banyak lembaga dan instansi di Kutim yang masih meminta fotokopi KTP fisik, bukan IKD. Kondisi ini membuat masyarakat bingung dan kehilangan motivasi untuk beralih ke format digital.
“Masyarakat bertanya, buat apa repot-repot pakai HP kalau ujung-ujungnya diminta juga fotokopi KTP. Ini adalah masalah sinergi antarlembaga yang harus segera diatasi,” tegas Danar.
Meski dihimpit tantangan teknis dan birokrasi, Bidang PIAK memilih untuk melawan dengan solusi yang sudah terbukti: program “Jemput Bola IKD”. Strategi ini dilakukan secara masif untuk menjangkau wilayah blank spot dan daerah terpencil. Tim PIAK bergerak ke lapangan, tidak hanya melayani pendaftaran kependudukan konvensional, tetapi secara spesifik membantu warga menginstal, memverifikasi, dan mengaktifkan IKD di tempat. Upaya ini menjadi solusi paling efektif untuk memotong hambatan sinyal, sekaligus memberikan edukasi langsung kepada masyarakat.
Dengan semangat pantang menyerah, Danar berharap komitmen ‘Jemput Bola’ ini dapat secara perlahan mendongkrak capaian IKD Kutim. Ia juga menekankan pentingnya dukungan dari semua pihak, terutama lembaga publik, untuk mulai menerima KTP Digital sebagai dokumen utama, sehingga manfaat digitalisasi benar-benar terasa di Bumi Etam.(kopi5/kopi13/kopi3)

































