Kades Martadinata-Kecamatan Teluk Pandan Moeing Acil saat menyampaikan beberapa progress pembangunan saat Musrenbangcam Teluk Pandan. (Foto: Fuji Humas)
SANGATTA – Bupati Kutim H Ismunandar terus menunjukkan komitmennya mewujudkan pembangunan yang merata diseluruh pelosok daerah. Bahkan dalam tiga tahun terakhir, pembangunan gencar dilakukan bukan hanya di kawasan perkotaan, tapi juga di pedalaman perbatasan hingga desa-desa terpencil.
“Tidak ada desa yang dilupakan, dikesampingkan bahkan yang dianak tirikan. Semuanya anak kandung, tidak ada yang diistimewakan atau pilih kasih,” tegas Ismunandar saat menghadiri kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di kecamatan bagian pesisir beberapa waktu lalu.
Dalam beberapa kesempatan, Bupati Ismunandar mengatakan hal ini sejalan dengan amanah nawacita Presiden RI Joko Widodo yakni membangun dari pinggiran. Untuk menjadikan Kutim sebagai daerah maju melalui program Gerakan Pembangunan Desa Mandiri Terpadu (Gerbang Desa Madu) secara fokus dan tuntas.
“Bukan hanya membangun di Sangatta dan kawasan perkotaan saja, tapi membangun seluruh pelosok Kutim, termasuk desa-desa perbatasan, semua punya hak yang sama,” tegas Ismu.
Dalam rapat koordinasi pada Senin (18/2/2019) lalu di ruang meranti kantor bupati, Ismu menyampaikan ada tambahan dana Rp 1 miliar per desa untuk program 2020 mendatang di luar Dana Desa dan Alokasi Dana Desa. Anggaran ini tentu bisa digunakan untuk peningkatan infrastruktur yang dibutuhkan oleh desa. Termasuk untuk pengembangan perekonomian rakyat secara keseluruhan.
Sementara itu, terkait informasi kurangnya program pembangunan yang dikucurkan oleh Pemkab Kutim di dusun Sidrap, Desa Martadinata Kecamatan Teluk Pandan, Kepala Desa Martadinata Moeing Acil membantah hal tersebut.
“Bukan tidak ada program pembangunan di Sidrap, tapi setiap ada kegiatan pembangunan untuk Dusun Sidrap, justru warga sendiri yang menolaknya dengan alasan tidak dilibatkan dalam perencanaan awal. Padahal aparat desa sudah mengundang baik secara resmi maupun secara lisan tapi tidak pernah hadir,” ujar Moeing.
Meski begitu, lanjutnya, pembangunan tetap dilakukan. Seperti semenisasi gang, drainase, pembuatan sumur bor dan gapura. Serta pembangunan jalan dari perbatasan Bontang ke jalan poros.
Sedangkan untuk peningkatan dan pendekatan pelayanan masyarakat, telah diusulkan ke Bupati terkait pemekaran desa. Nantinya dusun Sidrap statusnya menjadi desa persiapan menuju desa defenitif. Jadi warga bisa dilayani dengan cepat, sehingga tidak ada alasan lagi bahwa pelayanan sangat jauh. (hms4)