Dua perawat senior RSUD Kudungga yakni Rahmawati dan Dahlan I Rahim, memandu penyuluhan kesehatan bertema dasar namun fundamental, tentang pentingnya mencuci tangan dan menjaga etika batuk. Foto: istimewa
SANGATTA- Di tengah denyut pelayanan medis yang tak pernah berhenti, RSUD Kudungga Sangatta terus menegaskan komitmennya bahwa kesehatan bukan sekadar urusan penyembuhan, tapi juga pencegahan. Kamis (22/5/2025), ruang tunggu utama rumah sakit plat merah ini berubah menjadi kelas edukatif bagi puluhan pasien dan keluarga yang menunggu giliran pemeriksaan.
Sekitar 40 peserta, terdiri dari pasien rawat jalan dan para pendampingnya, tampak memperhatikan dua narasumber yang berdiri di hadapan mereka. Dua perawat senior RSUD Kudungga yakni Rahmawati dan Dahlan I Rahim, memandu penyuluhan kesehatan bertema dasar namun fundamental, tentang pentingnya mencuci tangan dan menjaga etika batuk.

“Penyuluhan ini kami adakan sebagai bentuk pelayanan non-medis yang juga tak kalah penting,” ujar Kepala Bidang Keperawatan dan Kebidanan RSUD Kudungga Yuliana Kala Lembang. “Kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, terutama di lingkungan rumah sakit,” tambah mewakili direksi RSUD Kudungga Sangatta.
Penyuluhan ini bukan semata formalitas. RSUD Kudungga sengaja menyisipkan edukasi di sela waktu tunggu sebagai strategi pelayanan yang menyeluruh. Mengisi waktu luang pasien dan keluarga dengan pengetahuan yang berdampak.
Menurut Yuliana, kegiatan ini akan terus dilakukan secara berkala dengan topik-topik yang relevan dan mudah dipahami. Pihak rumah sakit tidak ingin masyarakat hanya datang untuk berobat. Mereka juga harus pulang dengan pengetahuan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Materi yang disampaikan cukup sederhana namun sarat makna. Dalam sesi pertama, peserta diajak memahami apa itu cuci tangan yang benar. Rahmawati menjelaskan hal-hal baik, mulai dari pengertian dasar, manfaatnya, hingga lima waktu utama yang menjadi momen penting mencuci tangan. Sedari sebelum makan, sebelum menyusui, setelah buang air, setelah batuk atau bersin, dan setelah memegang hewan atau limbah.
Tidak berhenti di situ, Rahmawati kemudian mempraktikkan enam langkah mencuci tangan yang sesuai standar medis. Para peserta, sebagian besar ibu-ibu pendamping pasien anak, terlihat antusias mengikuti gerakan demi gerakan.
Pada sesi kedua, giliran Dahlan membahas batuk, yang kerap dianggap sepele namun menjadi media penyebaran penyakit menular. Ia menjelaskan secara ringkas tentang batuk efektif, pengertian etika batuk, dan bagaimana seharusnya seseorang batuk agar tidak membahayakan orang di sekitarnya.
“Batuk itu harus ditutup. Idealnya dengan lengan atas bagian dalam, bukan tangan telanjang. Kalau terpaksa pakai tangan, segera cuci tangan setelahnya,” tegas Dahlan kepada peserta.
Langkah sederhana ini menjadi bentuk nyata bahwa RSUD Kudungga tidak hanya menyembuhkan, tapi juga mendidik. Sebuah pelayanan yang menyentuh hingga ke akar: menjadikan masyarakat sebagai bagian aktif dari upaya menjaga kesehatan bersama. (kopi3)