Foto: Ronny/ Pro Kutim
SANGATTA- Kolaborasi guru, industri, dan pemerintah daerah di SMA Negeri 1 Sangatta Selatan (SMAN 1 Satset) dorong pembelajaran mendalam berbasis komunitas profesional pendidik. Di tengah derasnya arus perubahan dalam dunia pendidikan, SMA Negeri 1 Sangatta Selatan alias SMAN Satset tampil sebagai salah satu pelopor transformasi pembelajaran di Kutai Timur (Kutim). Lewat program In House Training (IHT) bertema “Implementasi Pembelajaran Mendalam dan Membangun Komunitas Baru Pembelajar Melalui Kolaborasi Teaching Research Group (TRG)”, sekolah ini menggugah kesadaran kolektif bahwa inovasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, tetapi bisa dan harus diinisiasi dari bawah.
Wakil Bupati Kutim H Mahyunadi, membuka langsung acara ini mewakili Bupati dan memberikan dukungan penuh atas semangat perubahan yang diusung para pendidik. Kegiatan berlangsunh di Hotel Royal Victoria, Sangatta, kegiatan IHT ini resmi dimulai pada Kamis (24/7/2025), dan direncanakan berlangsung selama dua hari.

“Langkah yang dilakukan SMAN Satset ini sangat tepat dan progresif. Guru perlu terus belajar, karena mereka adalah pelita yang menuntun anak-anak kita menembus tantangan zaman. Kami, dari pemerintah daerah, sangat mendukung inisiatif seperti ini yang memperkuat kompetensi guru dan kualitas pendidikan secara keseluruhan,” kata Mahyunadi dalam sambutannya.
Menurut Mahyunadi, IHT bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan jalan menuju reformasi pembelajaran yang relevan dengan dinamika sosial dan teknologi masa kini. Ia berharap pendekatan kolaboratif yang dikembangkan di SMAN Satset dapat direplikasi di sekolah-sekolah lain. Sehingga Kutim tak hanya menjadi daerah tambang, tetapi juga tambang gagasan dan inovasi pendidikan.

Kegiatan ini tidak berdiri sendiri. Dukungan dari sektor industri, terutama PT Kaltim Prima Coal (KPC), turut menjadi fondasi penting bagi keberlanjutan program. Kehadiran Chief Empowerment Manager Community KPC, Nanang Supriyadi, menandai kesinambungan kemitraan yang telah terjalin sejak tahun ajaran 2022/2023. KPC secara aktif ikut memperkuat pembangunan pendidikan di Kutim melalui pendampingan dan dukungan terhadap inisiatif sekolah.
Kepala SMAN 1 Satset Rubito, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya menyelaraskan strategi pembelajaran dengan konsep deep learning atau pembelajaran mendalam. Menurutnya, guru bukan sekadar penyampai materi, tetapi arsitek pengalaman belajar yang mampu membentuk pemikiran kritis, nilai, dan karakter siswa.
“Fokus utama pelatihan ini mencakup tiga hal. Pertama, membentuk growth mindset atau perubahan pola pikir di kalangan guru dan siswa. Kedua, mengembangkan pembelajaran yang lebih bermakna dan berpusat pada siswa. Ketiga, memastikan hasil belajar berdampak nyata di masyarakat,” terang Rubito.

Rubito juga memperkenalkan identitas baru sekolah dengan semangat “Satset”, singkatan dari SMA Negeri 1 Sangatta Selatan, yang tidak hanya menjadi nama, tetapi juga filosofi pendidikan.
“Satset mencerminkan karakter siswa kami, gesit, adaptif, dan unggul,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum Dewi, menjelaskan bahwa pelatihan ini diikuti oleh sekitar 50 peserta yang terdiri dari guru dan tenaga kependidikan. Pada hari pertama, peserta mendapatkan dua materi utama. Sesi pertama tentang growth mindset dan pembelajaran mendalam dipandu oleh Tri Widayati, Fasilitator Balai Guru dan Tenaga Kependidikan Kalimantan Timur. Sesi kedua, yang dibawakan oleh Rubito sendiri, fokus pada penerapan program sekolah berbasis kolaborasi antarguru.

IHT ini menjadi ruang refleksi sekaligus pembuktian bahwa pendidikan yang bergerak dari komunitas guru, didukung pemerintah daerah dan industri, mampu menumbuhkan ekosistem belajar yang berkelanjutan. Dengan membentuk Teaching Research Group, SMAN Satset tidak hanya mengejar peningkatan mutu secara individual, tetapi juga menumbuhkan budaya belajar kolektif yang berpijak pada riset dan praktik reflektif.
Langkah kecil ini bisa jadi cikal bakal perubahan besar. Dari Sangatta Selatan, Satset memantik nyala baru dalam pendidikan Kutim. Berangkat dari guru, tumbuh bersama komunitas, dan berdampak bagi generasi mendatang. (kopi8/kopi4/kopi3)