Foto: Haidir/ Pro Kutim
MUARA ANCALONG – Di bawah langit senja yang merona di Desa Muara Dun, Kecamatan Muara Ancalong, euforia dan semangat olahraga menyatu dalam gemuruh sorakan ratusan warga. Sabtu (26/7). Menjadi penanda berakhirnya gelaran Open Tournament Volly Ball Madu Cup 2025 yang telah menyedot perhatian publik selama lebih dari dua pekan. Turnamen ini bukan sekadar kompetisi, melainkan peristiwa sosial yang membangkitkan semangat kolektif, kebanggaan lokal, dan harapan akan masa depan olahraga desa.
Turnamen yang berlangsung sejak 13 Juli ini diikuti oleh 30 tim dari berbagai penjuru desa dan beberapa wilayah luar daerah. Pertandingan final menjadi magnet yang menyatukan ratusan pasang mata di Lapangan Voli MADU, pusat kehidupan olahraga di Muara Dun. Di kategori putri, tim tuan rumah Madu Putri tampil perkasa menaklukkan tim Putri Aduhai Teluk Baru. Sementara di kategori putra, Walet Putih menjinakkan perlawanan Teluk Baru dalam laga penuh tensi. Kemenangan keduanya menghadiahkan masing-masing Rp20 juta dan kehormatan sebagai juara pertama.

Momen puncak turnamen ini dihadiri oleh pejabat publik, mulai dari Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Kabupaten Kutai Timur yang mewakili Bupati, hingga anggota DPRD Dapil III, Camat Muara Ancalong, dan Kepala Desa Muara Dun. Dukungan penuh dari pemerintah menjadi simbol penguatan peran olahraga sebagai ruang pembinaan sosial, bukan sekadar adu fisik.
Ketua Panitia Ery Andani, menyebut turnamen ini sebagai upaya nyata mempererat silaturahmi antarwarga dan memupuk sportivitas di kalangan pemuda desa.

“Turnamen ini bertujuan mempererat tali silaturahmi antar pemuda dan pecinta olahraga, serta menumbuhkan semangat sportivitas dan kompetisi sehat,” ucapnya lugas di sela-sela acara penutupan.
Apresiasi mengalir dari Kepala Desa Muara Dun Suriansyah yang menyebut Madu Cup sebagai embrio ajang olahraga rutin.
“Kami bangga bisa menjadi tuan rumah dan berharap turnamen ini menjadi tradisi tahunan yang semakin besar,” katanya.

Senada, Camat Muara Ancalong Harus Al Rasyid menyebut turnamen ini sebagai bagian dari proses membentuk generasi muda yang sehat dan berdaya saing.
“Ini bukan hanya hiburan bagi masyarakat, tetapi juga bentuk nyata dalam membangun generasi muda yang sehat, tangguh, dan berprestasi,” tuturnya.


Asisten Pemkesra Sesoab Kutim Poniso Suryo Renggono, mewakili Pemkab Kutim, memberikan pujian khusus atas suksesnya pelaksanaan turnamen. Baginya, turnamen ini adalah cermin solidaritas desa, semangat kolektif, dan momentum membina atlet lokal.
“Kegiatan ini mampu menumbuhkan semangat sportivitas dan solidaritas,” ujarnya.
Turnamen Voli Madu Cup 2025 menjadi catatan penting dalam sejarah Muara Dun. Pertama kali desa ini menjadi tuan rumah ajang terbuka dan sukses menyelenggarakan kompetisi berkelas. Lebih dari sekadar memperebutkan trofi, Madu Cup menciptakan ruang tumbuh bagi potensi atlet desa. Di balik sorak-sorai dan deru smash, tersimpan harapan besar, agar dari tanah MADU, lahir atlet-atlet tangguh yang kelak membawa harum nama Kutim di level lebih tinggi. (kopi8/kopi3)