SANGATTA – Pergantian pucuk pimpinan di Dinas Perhubungan Kutai Timur (Dishub Kutim) bukan sekadar rotasi jabatan birokrasi. Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, langsung menekankan dua agenda besar yang harus segera ditangani Kepala Dishub baru, Poniso Suryo Renggono. Yaitu penyelesaian pembangunan Pelabuhan Sangatta di Kenyamukan dan perpanjangan landasan pacu Bandara Tanjung Bara agar ke depan bisa dikomersilkan. Pesan penting sebagai “PR” (pekerjaan rumah), itu disampaikan Ardiansyah saat melantik Poniso bersama tujuh pejabat pimpinan tinggi pratama lainnya di ruang Meranti, Kantor Bupati Kutim, Jumat (22/8/2025).
Upacara pelantikan turut dihadiri Wakil Bupati Mahyunadi, Ketua DPRD Kutim Jimmi, para wakil ketua DPRD, unsur Forkopimda, dan pejabat di lingkungan Pemkab Kutim.

Dalam arahannya, Ardiansyah menyebutkan keberadaan Pelabuhan di Kenyamukan sebagai prioritas utama. Ia meyakini pelabuhan itu bakal memperkuat konektivitas logistik dan menggerakkan perekonomian daerah.
“Keberadaan pelabuhan tersebut diyakini akan memperkuat konektivitas logistik dan menunjang perekonomian daerah, membuka lapangan kerja baru, mendukung berkembangnya industri kelautan dan aktivitas bongkar muat barang, berpotensi meningkatkan pajak dan retribusi daerah, berkembangnya pariwisata bahari, serta tumbuhnya UMKM sebagai rantai pasok kebutuhan industri,” kata Ardiansyah.
Selain itu, ia meminta Poniso menindaklanjuti perpanjangan runway Bandara Tanjung Bara. Menurutnya, langkah tersebut akan membuka akses lebih luas bagi investasi dan wisata. Dua proyek ini akan menjadi wajah transportasi Kutim ke depan. Dengan terselesaikannya pelabuhan dan perpanjangan bandara, maka peluang investasi serta kunjungan wisatawan akan semakin terbuka lebar. Apalagi Kutim berdekatan dengan IKN, sehingga peran sebagai daerah penyangga harus benar-benar kita siapkan.
Ardiansyah menegaskan, posisi Kutim yang strategis di Kalimantan Timur (Kaltim) memberi keuntungan tersendiri. Sebagai salah satu daerah penyangga IKN, Kutim dituntut menyiapkan infrastruktur transportasi modern yang mampu bersaing.
Poniso diharapkan membawa energi baru dalam memperkuat sektor perhubungan daerah. Meski berhalangan hadir dalam pengambilan sumpah janji karena sakit, tanggung jawab besar menantinya. Memastikan pelabuhan dan bandara benar-benar menjadi gerbang utama pembangunan Kutim di masa depan.

Sekadar diketahui, pembangunan pelabuhan di Kenyamukan kini telah beralih dari sisi laut ke tahap pekerjaan sisi darat. Meskipun sebelumnya dirancang rampung akhir 2025.
Selain itu, ada rencana jangka panjang, pembangunan dermaga bongkar muat untuk material konstruksi seperti batu koral, yang diharapkan dapat menekan ongkos angkut yang selama ini mengganjal sektor proyek lokal .
Sementara itu, landasan pacu Bandara Tanjung Bara saat ini hanya sepanjang sekitar 800 meter, belum memadai untuk pesawat penumpang komersial . Pemkab Kutim mengusulkan perpanjangan sepanjang 700 meter, sehingga total menjadi 1.500 meter, cukup untuk pesawat jenis ATR berkapasitas 50 penumpang .
Lebih dari itu, beberapa waktu lalu, Bupati Ardiansyah menyampaikan target operasional penerbangan reguler pada 2025 dengan frekuensi dua kali seminggu (Selasa dan Kamis), yang telah mendapat slot khusus dari PT KPC dan antusiasme dari maskapai, termasuk Pegasus Airlines, bahkan telah memesan empat kursi per minggu .
DPRD Kutim turut memberikan dukungan penuh terhadap rencana ini, sembari meminta kajian menyeluruh tentang dampak teknis, ekonomi, dan sosial serta kesiapan anggaran melalui APBD Perubahan .

Mengapa Dua Proyek Ini Krusial untuk Kutim? Karena menjadi penguatan ekonomi dan logistik. Pelabuhan di Kenyamukan dan Bandara Tanjung Bara bukan sekadar infrastruktur, tetapi jaringan vital transportasi. Tak hanya manusia tapi juga untuk distribusi barang, pariwisata bahari, dan pengembangan UMKM serta industri. Sekaligus memperkuat pos Kutim sebagai daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).
Runway yang memadai membuka akses langsung ke Kutim, mempercepat arus investasi dan mobilitas wisatawan, menciptakan koneksi real-time antara Kutim dan kota besar seperti Balikpapan. Keduanya menjadi wajah transportasi modern Kutim, pelabuhan sebagai pintu laut, Bandara sebagai gerbang udara. Sinergi ini memperkuat posisi Kutim dalam lanskap pembangunan regional dan nasional.
Dengan latar progres Pelabuhan Kenyamukan yang nyaris tuntas, dan rencana perpanjangan runway yang siap mendekatkan Kutim ke penerbangan reguler, Pelantikan Poniso bukan sekadar seremonial, namun momentum transformasi transportasi dan ekonomi daerah. Publik kini menanti dinamika implementasi kedua proyek ambisius ini. Apakah akan berakhir sesuai target atau berjalan sesuai realita fiskal dan teknis. (kopi4/kopi3)