Jalannya Bimtek SRIKANDI Dispusip Kutim dibuka Wakil Bupati Kutim Mahyunadi. Foto: Habibah/Pro Kutim
SANGATTA – Bimbingan Teknis (Bimtek) Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi (SRIKANDI) Angkatan II gelaran Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip)Kabupaten Kutai Timur (Kutim) bagi admin dan pencatat surat desa serta kelurahan resmi dibuka, Selasa (2/9/2025) di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutim.
Kepala Dispusip Kutim Ayub, dalam laporannya menjelaskan dasar pelaksanaan kegiatan ini mengacu pada sejumlah regulasi. Di antaranya Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), SK MenPAN-RB Nomor 679 Tahun 2020 tentang Penetapan Aplikasi SRIKANDI sebagai aplikasi umum bidang kearsipan dinamis, hingga Peraturan Bupati Kutim Nomor 52 Tahun 2023 tentang penerapan SRIKANDI di lingkungan Pemkab Kutim.

“Ini adalah kerja keras kita di bawah bimbingan Bupati dan Wakil Bupati Kutim. Melalui SRIKANDI, arsip dapat dikelola lebih baik, akurat, aman, dan transparan,” jelas Ayub.
Bimtek ini bertujuan meningkatkan kapasitas aparatur desa dan kelurahan dalam memanfaatkan teknologi informasi, khususnya dalam pengelolaan surat-menyurat dan administrasi pemerintahan.

Wakil Bupati Kutim Mahyunadi yang hadir sekaligus membuka kegiatan, menegaskan pentingnya pemanfaatan SRIKANDI sebagai aplikasi umum bidang kearsipan yang mendukung tata kelola pemerintahan berbasis elektronik.
“Dengan aplikasi ini, administrasi di desa dan kelurahan bisa dilakukan lebih cepat, akurat, transparan, dan efisien. Hal ini sejalan dengan visi Kutim yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing,” ujar Mahyunadi.

Ia menambahkan, perkembangan teknologi global menuntut aparatur untuk beradaptasi.
“Dunia sudah empat kali revolusi industri, kini kita memasuki era digitalisasi penuh bahkan cenderung robotik. Semua berbasis internet. Bahkan untuk membuat presentasi, kita bisa minta bantuan ChatGPT,” katanya, disambut tawa peserta.


Menurut Mahyunadi, hanya mereka yang cepat beradaptasi dengan teknologi yang akan mendapat keuntungan dari revolusi industri ini. Oleh karena itu, desa-desa di Kutim diharapkan mampu memanfaatkan aplikasi SRIKANDI guna memperkuat pelayanan publik.
Acara pembukaan ditandai dengan penyematan tanda peserta secara simbolis kepada Makhyudim Syakar dari Desa Kelinjau Ulu dan Winda Rahmadani dari Wahau Baru.(kopi10/kopi13/kopi3)
































