Beranda Kutai Timur Dalam RAT Koperasi Rukmana Sari, Ardiansyah Sulaiman Merinci Tiga Agenda Utama Pembangunan...

Dalam RAT Koperasi Rukmana Sari, Ardiansyah Sulaiman Merinci Tiga Agenda Utama Pembangunan Pedalaman Kutim

124 views
0

MUARA ANCALONG – Pagi yang cerah di Desa Senyiur, Muara Ancalong, disambut barisan petani sawit dan anggota koperasi yang bergegas menuju balai pertemuan. Hari itu, Minggu (15/6/2025), Koperasi Perkebunan Rukmana Sari menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT), forum tertinggi dalam tata kelola koperasi. Namun RAT tahun ini bukan hanya soal laporan neraca dan pembagian sisa hasil usaha. Ada hal yang lebih besar, yaitu tiga fokus pembangunan desa dari Bupati Kutai Timur (Kutim) H Ardiansyah Sulaiman.


Kehadiran Bupati didampingi Ketua TP PKK Hj Siti Robiah, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Teguh Budi Santoso, dan Camat Muara Ancalong M Harun Al Rasyid memberi bobot lebih pada pertemuan tahunan koperasi yang biasanya berlangsung sederhana. Dari podium, Ardiansyah menyampaikan pesan pembangunan yang diarahkan langsung ke jantung kehidupan desa.

“RAT bukan seremonial belaka. Ini ruang demokrasi ekonomi. Di sini, anggota koperasi punya hak menentukan arah lembaga mereka,” kata Ardiansyah membuka sambutan.

Fokus pertama, kata Ardiansyah, adalah pemberdayaan sumber daya manusia (SDM), khususnya optimalisasi tenaga kerja lokal dalam aktivitas ekonomi desa. Ia menyebutkan bahwa perusahaan yang beroperasi di sekitar Desa Senyiur wajib mengutamakan penduduk setempat sebagai tenaga kerja.

“Kita tidak boleh membiarkan warga hanya jadi penonton di tanahnya sendiri. Kalau ada investasi masuk, warga harus berdiri di garis depan sebagai pelaku,” tegasnya.

Dalam konteks desa seperti Senyiur, yang dikelilingi oleh perkebunan sawit dan perusahaan penunjangnya, pernyataan ini menjadi krusial. Bupati meminta koperasi ikut mengawal kebijakan ini agar perusahaan tidak abai terhadap tanggung jawab sosial mereka.

Fokus kedua adalah penguatan koperasi sebagai soko guru ekonomi Indonesia dengan struktur ekonomi berbasis komunitas. Ardiansyah menilai bahwa koperasi seperti Rukmana Sari bukan sekadar entitas usaha bersama, tetapi bagian dari jati diri bangsa yang menjunjung gotong royong dan kesetaraan.

“Koperasi itu cerminan nilai-nilai kita. Keadilan, musyawarah, dan solidaritas. Bukan hanya soal laba, tapi juga kebersamaan,” ucapnya.

Ia menyebut Koperasi Rukmana Sari sebagai contoh koperasi produktif yang bisa dijadikan rujukan di tingkat kabupaten. Ardiansyah juga mengingatkan agar pengurus koperasi menjaga integritas, membuka laporan secara transparan, dan melibatkan seluruh anggota dalam pengambilan keputusan.

Fokus ketiga yang dijabarkan Bupati adalah perbaikan infrastruktur jalan poros antara Desa Kelinjau dan Senyiur. Jalan sepanjang lebih dari 20 kilometer itu selama ini menjadi urat nadi distribusi hasil kebun dan akses utama ke pusat kecamatan.

“Kami sudah anggarkan lewat skema tahun jamak hingga 2028. Jalan ini penting bukan hanya untuk mobilitas, tapi juga untuk harga hasil tani agar tidak ditekan oleh biaya angkut,” jelas Ardiansyah.

Proyek ini, menurutnya, tidak bisa ditunda. Jalan rusak berarti waktu tempuh berlipat, biaya logistik membengkak, dan hasil pertanian warga tak kompetitif di pasar. Perbaikan jalan ini merupakan komitmen jangka panjang Pemkab Kutim untuk menjamin konektivitas desa-desa produktif di wilayah hulu.

Suasana RAT terasa lebih hidup, seluruh pengurus dan anggota Koperasi Rukmana Sari mengapresiasi arah pembangunan yang menyentuh langsung kebutuhan warga. Bupati memastikan bahwa semua yang disampaikan hari itu akan masuk dalam catatan kerja pemerintah, bukan berhenti sebagai formalitas.

Sebagai penutup, Bupati Ardiansyah kembali mengingatkan bahwa koperasi bukan hanya alat ekonomi, tetapi kendaraan menuju kemandirian desa. Ia mengajak semua pihak anggota koperasi, pemerintah desa, hingga perusahaan sekitar untuk membangun sinergi.

RAT Koperasi Rukmana Sari tahun ini menandai babak baru hubungan antara kebijakan publik dan inisiatif warga desa. Di tengah gemuruh ekonomi skala besar, kisah dari Senyiur menunjukkan bahwa pembangunan paling berarti justru tumbuh dari rapat koperasi. (kopi4/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini