Beranda Kutai Timur Bunda PAUD Kutim Tekankan Pentingnya MPLS, Bangun Kesadaran Belajar Siswa

Bunda PAUD Kutim Tekankan Pentingnya MPLS, Bangun Kesadaran Belajar Siswa

123 views
0

Bunda PAUD Kutim Ny Hj Siti Robiah membuka Kegiatan MPLS yang digelar di SDN 007. Foto: Vian Pro Kutim

SANGATTA- Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) tahun ajaran 2025 bukanlah sekadar rutinitas awal masuk sekolah. Bagi Bunda PAUD Kutim Ny Hj Siti Robiah, momen ini merupakan fondasi penting dalam membentuk karakter, kebiasaan sehat, dan kesadaran belajar sejak dini.

Pembukaan MPLS digelar di SDN 007 Sangatta Utara, Senin (14/7/2025) pagi. Hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutim Mulyono, serta para siswa dari jenjang PAUD, SD, hingga SMP se-Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan.

Dalam sambutannya, Siti Robiah menyampaikan bahwa MPLS harus dimaknai sebagai lebih dari sekadar orientasi. Ia menyebut kegiatan ini sebagai gerbang awal untuk menumbuhkan semangat belajar anak dan menciptakan hubungan yang sehat antara siswa, guru, dan lingkungan sekolah.

“MPLS bukan sekadar kegiatan seremonial. Ini adalah titik awal penting dalam menumbuhkan rasa ingin tahu dan semangat belajar anak. Sekolah harus menjadi rumah kedua yang membuat mereka betah,” ujar Siti Robiah.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya lingkungan sekolah yang mendukung pertumbuhan psikologis anak. Menurutnya, suasana sekolah harus dirancang agar aman, nyaman, dan menyenangkan, sehingga siswa merasa diterima dan dihargai.

“Jika lingkungan sekolah tidak nyaman, tidak aman, dan tidak menyenangkan, maka anak-anak akan merasa enggan datang ke sekolah. Justru sebaliknya, sekolah harus menjadi tempat yang membuat mereka merasa diterima, dihargai, dan ingin belajar,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, ia memperkenalkan konsep tujuh kebiasaan sehat yang ditanamkan kepada peserta didik selama MPLS. Kebiasaan ini mencakup bangun pagi, beribadah sesuai agama masing-masing, berolahraga, makan bergizi, gemar belajar, bersosialisasi dengan baik, serta tidur lebih awal.

“Melalui MPLS, mari kita tumbuhkan tujuh kebiasaan sehat pada anak-anak kita. Ini adalah fondasi penting untuk tumbuh kembang mereka, baik secara jasmani maupun rohani,” jelasnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutim Mulyono, menambahkan bahwa Pemkab Kutim tengah menyiapkan bantuan berupa alat tulis dan pakaian sekolah bagi siswa baru. Data teknis seperti ukuran seragam dan tas sedang dikumpulkan sekolah-sekolah, sambil menunggu penyesuaian anggaran.

“Kami tengah menyiapkan bantuan alat tulis dan pakaian sekolah untuk siswa baru. Sekolah saat ini sedang mengumpulkan data teknis, seperti ukuran seragam dan tas, sambil menunggu proses penyesuaian anggaran,” kata Mulyono.

Ia juga merinci pelaksanaan MPLS berdasarkan jenjang pendidikan. Untuk PAUD (TK/KB) serta SD kelas 1 dan 2, MPLS berlangsung selama lima hari, yakni 14–18 Juli 2025. Sedangkan untuk SD kelas 3 hingga 6, serta seluruh jenjang SMP, dilaksanakan selama tiga hari, yakni 14–16 Juli 2025.

Menurutnya, MPLS berfungsi sebagai jembatan awal sebelum siswa menjalani proses pembelajaran penuh. Tujuannya adalah memperkenalkan lingkungan sekolah, menanamkan nilai-nilai dasar, dan membentuk kesiapan mental siswa untuk mengikuti pembelajaran.

Kegiatan MPLS juga mencakup pengenalan lingkungan fisik sekolah, pengenalan profil guru dan tenaga kependidikan, penanaman nilai disiplin dan sopan santun, hingga pendidikan karakter. Proses ini dikemas melalui permainan edukatif, dongeng, diskusi ringan, dan latihan kerja sama tim, yang mendorong anak untuk berani berinteraksi dan bersosialisasi.

“Dengan persiapan materi yang tepat, MPLS tidak hanya menjadi masa transisi yang menyenangkan, tetapi juga membentuk landasan positif bagi perjalanan belajar siswa di tahun ajaran baru,” tutur Mulyono.

Apa yang dibangun Kutim dalam MPLS tahun ini memperlihatkan pendekatan yang lebih substansial terhadap pendidikan anak. Bukan hanya orientasi ruang dan jadwal belajar, tetapi juga penanaman pola hidup, relasi sosial, dan karakter.

MPLS menjadi pintu masuk menuju pembelajaran yang berakar pada kenyamanan, kesehatan, dan kesadaran. Ketika sekolah mampu menjadi ruang yang diterima anak-anak sebagai rumah kedua, maka proses pendidikan akan melampaui ruang kelas: menjadi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. (kopi4/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini