Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman menyampaikan sambutan. (Wahyu Pro Kutim)
SANGATTA – Konfercab ke IV Pengurus Cabang (PC) Nahdlatul Ulama (NU) Kutim yang digelar selama selama dua hari dari 26-27 Febuari 2022, akhirnya ditutup Bupati Kutim H Ardiansyah Sulaiman. Konfercab yang berlangsung di BPU Kecamatan Sangatta Utara ini menghasilkan pilihan KH Muslik sebagai Ketua Ro’is Syuriyah dan Ustadz Sismanto menjadi Ketua Tanfidziyah. Dengan masa bakti 2022 hingga 2027.
Saat menutup konfercab, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman berharap peran aktif dari semua lembaga keislaman terus digalakan. Supaya bisa memberikan pemahaman, kebaikan kepada seluruh masyarakat Kutim. Termasuk peran aktif dari Nahdlatul Ulama.
“Agar thayyibatun wa rabbun ghafur (Negeri yang baik dengan Rabb Yang Maha Pengampun),” harap orang nomor satu di Pemkab Kutim didampingi sang istri Ny Hj Siti Robiah dan disaksikan perwakilan PC NU se Kutim, tokoh masyarakat, para ulama dan undangan lainnya.

Setelah terpilihnya kedua pimpinan kali ini, diharapkan kekuatan keislaman di Kutim bisa meningkat. Serta memberikan kedamaian dan keberkahan bagi masyarakat Kutim. Tak lupa ia mengucapkan selamat bagi para ketua terpilih. Mereka diharapkan membawa NU aktif membangun Kutim. Berikutnya mengantarkan masyarakat Kutim menjadi lebih baik.
Sementara itu, Ketua Tanfidziyah NU Kutim terpilih Ustad Sismanto mengatakan dukungan yang ia peroleh merupakan amanah yang sangat besar. Secara dinamika dia mengaku harus siap mengembannya. Namun ia mengaku bersyukur dapat diberi amanah tersebut.
“Pemerintah dan NU itu adalah partner (mitra). Saling mendukung untuk kemajuan daerahnya,” jelas Sismanto.

Saat kepemimpinannya nanti, ia bakal melakukan gerakan yang masif. Dia berharap disetiap kecamatan bisa tertata dan meningkatkan program penyampaikan syiar-syiar agama Islam.
Sebelumnya Ketua Ro’is Syuriyah terpilih KH Muslik mengucapkan terima kasih telah ditunjuk sebagai ketua. Ia pun meminta dari bagian terkecil di NU hingga tertinggi untuk selalu mendukung dan bisa memberikan masukan selama ia memimpin.
“Ini adalah takdir, dengan itu saya terima. Tapi mohon dukungannya,” pintanya.
Terakhir ia, meminta kalangan remaja atau pemuda Anshor untuk bersatu padu dalam membangkitkan NU Kutim. Supaya bisa melakukan perbaikan dan perubahan kearah yang lebih baik. Melalui transformasi dan inovasi. (kopi7/kopi3)