Momen Asisten Ekobang Setkab Kutim Zubair melakukan sidak di Pasar Induk Sangatta didampingi sejumlah pejabat terkait dan perwakilan FKPD. (Wahyu Pro Kutim)
SANGATTA – Inflasi mulai berdampak pada beberapa daerah. Harga-harga barang maupun sembako mulai merangkak naik, tak terkecuali di Kutai Timur (Kutim). Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) pun lantas melakukan serangkaian antisipasi. Terbaru, Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekobang) Setkab Kutim Zubair mewakili Bupati melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Induk Sangatta (PIS), Jalan Ilham Maulana, Kamis (15/9/2022) pagi. Turut mendampingi Zubair, Kabid Perdagangan Disperindag Kutim Sombaran, Pengurus UPT PIS, perwakilan Forkopimda dan OPD terkait lainnya.
“Informasi yang kami dapat dari para penjual, secara umum (harga barang) mengalami kenaikan yang bervariasi. Mulai 10 persen hingga 30 persen,” kata Zubair usai melakukan sidak.
Akan tetapi, sambung Zubair, ada beberapa yang masih belum menaikkan harga sejenisnya adalah makanan olahan. Indikasi sementara melonjaknya harga, bukan karena kenaikan harga BBM. Melainkan adanya “pesaing” yakni pedagang yang belapak di pasar tumpah. Dampak adanya pesaing itu sangat dirasakan oleh pedagang di PIS antara lain turunnya minat para pembeli untuk ke PIS hingga 70 persen.
“Maka dari itu kami turun ke lapangan ini mencari informasi, agar bagaimana intervensi pemerintah supaya dapat mengendalikan inflasi dan aktivitas pasar kembali normal. Serta masyarakat tidak resah,” jelas mantan Kaban Litbang.
Ditempat yang sama, Kabid Perdagangan Disperindag Kutim Pasombaran berharap, usai kegiatan ini bisa menemukan formula penaganagan yang tepat. Mengendalikan inflasi yang dirasakan pedagang maupun pembeli pascakenaikan BBM. Ia mengakui kenaikan BBM ini pasti bakal berdampak secara bertahap bagi perekonomian di Kutim.
“Untuk itu, Pemkab Kutim terus berupaya dengan segala strategi, supaya bisa meminimalisasi inflasi yang terjadi. (kopi7/kopi3)
