Beranda Kutai Timur Demi Anak-Anak Ngaji di Musala Al-Aqsa Kaliorang, Mahyunadi Komitmenkan Insentif Naker Keagamaan

Demi Anak-Anak Ngaji di Musala Al-Aqsa Kaliorang, Mahyunadi Komitmenkan Insentif Naker Keagamaan

390 views
0

Wabup Kutim Mahyunadi saat mengunjungi Musala Al-Aqsa. Foto: Miftah Pro Kutim

KALIORANG – Di tengah perjalanan pulangnya dari kunjungan ke Air Terjun Tangga Bidadari, Kecamatan Kaliorang, pada Kamis (15/5/2025), Wakil Bupati Kutai Timur (Wabup Kutim) Mahyunadi tiba-tiba meminta iring-iringan kendaraan dinasnya berhenti. Ia turun dari mobil, mendekati sebuah bangunan sederhana yang nyaris tak mencolok di tepi jalan poros Kaliorang.

Bangunan itu adalah Musala Al-Aqsa, tempat ibadah kecil yang lebih menyerupai pondok darurat. Atapnya seng, rangkanya kayu, sebagian dinding terbuka, dan tidak ada fasilitas memadai. Namun dari celah-celah bangunan yang sederhana itu, terdengar lantunan bacaan Al-Qur’an dari anak-anak kecil. Santri cilik bersarung dan berjilbab duduk rapi di lantai, mengeja ayat demi ayat di bawah bimbingan tiga ustazah sukarela.

Mata Mahyunadi menatap penuh perhatian. Ia tidak banyak bicara, hanya memandang aktivitas itu sejenak, lalu mendekat dan duduk bersama mereka. Suasana menjadi hening. Ia lalu berkata, “Teruslah hidupkan musala ini. InsyaAllah, kami akan ajukan anggaran perbaikannya agar anak-anak bisa belajar mengaji dengan nyaman,”

Respons Mahyunadi tidak berhenti pada simpati. Ia langsung menghubungi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kutim yang saat itu turut mendampingi. Kepala Disnakertrans Roma Malau, menerima instruksi langsung. Instruksi dimaksud adalah mendata para ustazah yang mengajar di Musala Al-Aqsa agar dapat menerima insentif bulanan sebesar Rp1,5 juta per orang.

Insentif ini akan diambil dari skema program pemberdayaan tenaga kerja (naker) keagamaan. Tidak hanya itu, para pengajar juga akan didaftarkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan untuk memastikan perlindungan sosial dasar mereka sebagaimana yang sudah dijalankan di kecamatan Kaubun.

Langkah itu disambut haru oleh warga sekitar yang menyaksikan langsung kejadian tersebut. Bagi mereka, perhatian dari pemerintah, terlebih dari pejabat setingkat wabup merupakan hal yang tak terduga.

“Kalau semangat anak-anak ini bisa terjaga, saya yakin kecintaan terhadap Al-Qur’an akan tumbuh kuat dari usia dini. Dan itu akan membentuk karakter mereka di masa depan,” ujar Mahyunadi di hadapan Kepala Disnakertrans Kutim Roma Malau yang langsung melakukan proses pendataan di tempat.

Musala Al-Aqsa bukan bangunan megah. Tapi dari tempat kecil itu, lahir semangat besar. Yaitu semangat belajar, semangat berbagi, dan semangat membangun. Di tempat itu pula, pejabat dan rakyat duduk sejajar tanpa sekat, menyatu dalam cita-cita sederhana. Agar anak-anak bisa mengaji tanpa takut basah, agar ustazah bisa mengajar tanpa khawatir dapur tak berasap.

Langkah Mahyunadi mungkin kecil di mata sebagian orang, tapi bagi Musala Al-Aqsa dan warganya, ini adalah awal dari perubahan. Bukan karena bangunan akan diperbaiki, tapi karena mereka tahu kini ada yang memperhatikan, tanpa harus menunggu laporan, proposal, atau seremoni. Mereka tahu, harapan bisa singgah bahkan di tengah perjalanan. (kopi8/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini