Sebanyak 56 unit kendaraan bermotor roda dua secara simbolis diserahkan kepada para Ketua Rukun Tetangga (RT) di Swarga Bara. (Rosma Pro Kutim)
SANGATTA – Semangat pengabdian menyatu di halaman Kantor Desa Swarga Bara, Kecamatan Sangatta Utara, Jumat (17/5/2025). Sebanyak 56 unit kendaraan bermotor roda dua secara simbolis diserahkan kepada para Ketua Rukun Tetangga (RT), sebagai bentuk penghargaan sekaligus penopang kerja pelayanan pemerintahan di akar rumput.
Prosesi penyerahan bantuan Pemkab Kutim yang berlangsung sederhana namun bermakna itu dipimpin langsung oleh Camat Sangatta Utara Hasdiah, mewakili kepala daerah. Didampingi Sekretaris Desa Swarga Bara Ruliyanti, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Kepala Dusun, serta seluruh Ketua RT penerima bantuan, Hasdiah menyampaikan apresiasi kepada para ketua lingkungan yang disebutnya sebagai “garda terdepan pelayanan publik”.

“Selamat ya kepada Ketua RT. Ini adalah bentuk apresiasi dari pemerintah daerah atas dedikasi dan kerja keras Ketua RT sebagai ujung tombak pemerintahan,” kata Hasdiah dalam sambutannya.
Bantuan kendaraan bermotor itu bukan sekadar alat mobilitas. Lebih dari itu, Hasdiah menekankan, motor tersebut adalah representasi kepercayaan dan harapan dari masyarakat dan pemerintah. Ia meminta agar kendaraan itu dijaga, dirawat dan digunakan sebaik-baiknya untuk mendukung kelancaran pelayanan warga. Sebanyak 56 kendaraan bermotor yang di bagikan di desa Swarga Bara merupakan salah satu unggulan dari 50 program Pemkab Kutim, yang diusung Bupati dan Wabup, Ardiansyah Sulaiman dan Mahyunadi (ARMY).

“Sudah 3 desa di Kecamatan Sangatta Utara yang telah mendapat bantuan kendaraan bermotor roda dua. Sebelumnya yaitu Desa Sangatta Utara dan Desa Singa Gembara,” jelasnya.
Namun di balik momen apresiatif itu, Hasdiah menyelipkan pesan mendesak yang harus segera ditangani bersama. Sangatta Utara, katanya, tengah menghadapi ancaman serius, yakni stunting. Data menunjukkan, terdapat 3.780 kasus keluarga berisiko stunting di wilayah Sangatta Utara, dan sebanyak 191 kasus balita terindikasi per Januari 2025.
“Ini bukan angka yang bisa kita abaikan,” ujarnya tegas.
Dia menyebut, salah satu penyebab utama tingginya angka risiko stunting adalah rendahnya partisipasi warga dalam kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), yang seharusnya menjadi garda depan dalam deteksi dini dan pencegahan stunting di tingkat keluarga.

“Kita harus jemput bola. Peran Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan Ketua RT sangat penting untuk mendampingi dan bahkan mengantar warga agar datang ke Posyandu,” seru Hasdiah.
Penyerahan kendaraan ini, lanjut Hasdiah, diharapkan menjadi instrumen strategis untuk memperkuat peran Ketua RT dalam mendorong kesadaran dan partisipasi masyarakat, khususnya terkait upaya pemerintah dalam penanggulangan stunting.
Salah satu penerima simbolis bantuan motor adalah Ketua RT 1 Desa Swarga Bara Harve Monto. Ia mengaku terharu sekaligus termotivasi dengan kepercayaan yang diberikan. Ketua RT seperti Harve menjadi jembatan penting antara program pemerintah dan realitas warga. Dengan kendaraan ini, mereka diharapkan bisa menjangkau wilayah lebih luas dan mengakses warga yang selama ini sulit dijangkau, terutama keluarga dengan balita yang berisiko stunting.
Bantuan 56 unit motor ini bukan program mandiri, tetapi bagian dari pendekatan integratif antara pelayanan dasar, penguatan peran lokal, dan percepatan penurunan angka stunting. Pemkab Kutim melalui Pemerintah Kecamatan Sangatta Utara melihat bahwa urusan kesehatan anak bukan hanya tanggung jawab tenaga medis, tapi semua elemen pemerintahan.
“Ini bukan hanya penyerahan motor. Ini adalah penguatan struktur sosial kita. Ini adalah strategi pelayanan. Ini adalah perlawanan terhadap stunting yang merampas masa depan anak-anak kita,” katanya. (kopi16/kopi3)