Foto Hasyim Pro Kutim
BENGALON – Usai salat asar, Jumat (25/7/2025) sore, langkah Bupati Kutai Timur (Kutim) H Ardiansyah Sulaiman terlihat santai namun pasti, bergerak menyusuri deretan tenda di lapangan olahraga Desa Sekerat. Ditemani sang istri Ny Hj Siti Robiah, serta Danlanal Sangatta Letkol Laut (P) Fajar Yuswantoro, serta Kepala Desa Sekerat Sunandika.
Sore itu, Festival Sekerat Nusantara (FSN) IV memasuki hari penutupannya. Udara pesisir membawa aroma kuliner khas, berpadu riuh tepuk tangan dari panggung pertunjukan dan gemuruh kebanggaan dari para pelaku UMKM yang telah bersiap menampilkan hasil terbaik mereka.

Festival yang berlangsung sejak 23 Juli 2025 ini (18 Juli untuk seluruh rangkaian), bukan sekadar ajang hiburan tahunan. Ia tumbuh menjadi ruang ekspresi kolektif warga Bengalon. Dari panggung tradisional hingga meja dagang kreatif. Tahun ini, tak kurang dari 22 stand Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari berbagai desa ambil bagian, memperlihatkan wajah ekonomi kerakyatan yang terus bergerak, meski di tengah tantangan zaman.
“Kami menyambut baik antusiasme masyarakat dan perangkat desa. Ini bukti bahwa geliat ekonomi desa tidak pernah padam,” ujar Bupati Ardiansyah, sembari meninjau aneka produk olahan lokal.
Desa-desa seperti Sepaso Timur, Tebangan Lembak, Tepian Baru, hingga Keraitan hadir menampilkan produk unggulan. Dari keripik pisang, sambal udang, hingga batik khas pesisir. Partisipasi TP PKK desa dan sejumlah perusahaan turut memberi warna dalam gelaran ini.

Tak hanya pameran, Festival Sekerat juga menghadirkan deretan lomba yang membumi. Dari lomba memancing di tepi pantai, adu gasing tradisional, kuliner, hingga pentas tari kreasi dan menyanyi dangdut. Semua tersusun rapi dalam jadwal yang padat.
Lomba Stand UMKM Kreatif tahun ini menempatkan Desa Sekerat sebagai juara pertama, disusul Desa Sepaso Timur dan Tebangan Lembak. Juara harapan diraih oleh Desa Sepaso.
Untuk Lomba Kuliner, Desa Sepaso Timur kembali meraih posisi puncak. Juara II diraih Desa Tepian Baru, Juara III Desa Sekerat, Juara IV Tepian Langsat, dan Juara V Desa Tebangan Lembak. Rasa dan presentasi, menurut panitia, menjadi dua indikator utama penilaian.

Sementara di panggung seni, Lomba Tari Kreasi Tradisional menghadirkan nuansa kompetitif yang hangat. Sanggar Tari Gula Habang menjadi juara I, disusul Gelora dan Benua Bahari di posisi II dan III. Di genre dangdut, nama Nurhamidah keluar sebagai jawara, sementara Andi Maran dan Firmansyah masing-masing mengisi podium berikutnya.
Kepala Desa Sekerat, Sunandika, selaku tuan rumah, menyampaikan apresiasi kepada seluruh kepala desa di Kecamatan Bengalon.
“Kami sangat bangga, karena semua desa hadir dan menampilkan produk terbaiknya. Ini kerja kolektif yang luar biasa,” katanya.
Ia berharap, pada pelaksanaan Festival Sekerat Nusantara ke-V tahun depan, kolaborasi yang telah terjalin bisa terus diperkuat. Dia berjanji akan menampilkan lagi potensi dan keunggulan desa, lebih rapi, lebih besar.

Festival ini memang tak sekadar tentang kompetisi atau pertunjukan. Ia menjadi panggung kecil bagi pembangunan berbasis komunitas, tradisi dan inovasi beriringan. Di tengah tekanan globalisasi dan ekonomi digital, warga Bengalon menunjukkan bahwa akar budaya dan semangat kebersamaan tetap menjadi fondasi yang kokoh.
Dari stand-stand sederhana di pinggir lapangan itu, semangat untuk bangkit dan berkembang terpancar terang. FSN bukan hanya panggung tahunan, tapi cermin dari harapan lokal yang terus tumbuh. (kopi11/kopi3)