SANGATTA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi berjalan di Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Mulyono, Camat Sangatta Utara Hasdiah, serta Danramil Sangatta Utara Kapten Arif meninjau langsung pelaksanaan hari pertama MBG di SMA Negeri 2 Sangatta Utara, Senin (15/9/2025), .
Sebanyak 814 siswa SMA Negeri 2 Sangatta Utara menjadi penerima manfaat pada tahap awal ini. Jumlah tersebut merupakan bagian dari 2.274 penerima manfaat yang didistribusikan melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Swarga Bara. Untuk tahap pertama, SPPG Swarga Bara melayani delapan satuan pendidikan, yaitu KB Pelita Asoka, TK Al Munawaroh, SD Islam Imam Syafii, TK Cinta Islam Imam Syafii, PAUD Cinta Islam Imam Syafii, SD Negeri 005 Sangatta Utara, SMP Negeri 4 Sangatta Utara, dan SMA Negeri 2 Sangatta Utara.

Koordinator Wilayah Kutim Badan Gizi Nasional (BGN), Shinta menjelaskan bahwa hari pertama pelaksanaan MBG baru dapat dilayani melalui satu titik dapur SPPG yang beroperasi, yakni di Swarga Bara. Ke depan, akan segera menyusul dapur layanan di Jalan Dayung dan Jalan APT Pranoto.
“Di Kutim potensi dapur dari persebaran penerima manfaat diperkirakan akan mencapai 42 titik. Setiap titik ditentukan dengan radius maksimal 6 kilometer atau waktu tempuh sekitar 20 menit dari SPPG. Karena ini hari pertama, kami akan terus melakukan evaluasi agar pendistribusian ke depan semakin baik,” ungkap Shinta.
Bupati Ardiansyah Sulaiman dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi sekaligus menekankan pentingnya menjaga kualitas penyelenggaraan program MBG.
“Alhamdulillah, hari ini Kutim sudah melaksanakan peluncuran perdana program MBG. Yang saya tekankan adalah jangan sampai dapur terkontaminasi. Kita harus pastikan bukan hanya kandungan gizi yang terjaga, tetapi juga kebersihan. Selain itu, setiap 10 hari menu akan disusun oleh ahli gizi diharapkan anak-anak tidak bosan dan tetap terjamin kualitasnya,” kata Ardiansyah.

Lebih lanjut, Bupati menegaskan pentingnya sinergi dengan petani, peternak, dan pedagang lokal agar bahan baku yang digunakan layak, segar, serta aman dikonsumsi.
“Ahli gizi juga harus benar-benar memperhatikan kelayakan bahan baku, dan sterilisasi dapur harus dijaga dengan baik,” tambahnya.
Salah seorang siswa penerima manfaat, Maulana, pelajar kelas XII SMA Negeri 2 Sangatta Utara, mengaku senang dengan menu makan siang hari pertama.



“Cukup enak dan lengkap karena ada buah, sayur, dan susu. Biasanya kalau bawa bekal dari rumah, kadang seadanya. Dengan adanya program ini, kami bisa makan lebih teratur dan bergizi,” ujarnya penuh antusias.
Dengan berjalannya program MBG ini, Pemerintah Kabupaten Kutim berharap kualitas gizi siswa semakin baik, mendukung konsentrasi belajar, sekaligus menumbuhkan kemandirian pangan daerah melalui pemanfaatan produk lokal.(kopi12/kopi13/kopi3)