Foto: Fuji Prokutim
SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) menunjukkan komitmen kuat dalam mendorong berkembangnya olahraga udara di daerah. Wakil Bupati Kutim H Mahyunadi memberikan dukungan penuh terhadap kehadiran Sebatik Flying Site di Desa Suka Damai, Kecamatan Teluk Pandan, yang baru saja diresmikan Bupati H Ardiansyah Sulaiman pada Jumat (7/11/2025) siang.
Sebagai penggemar olahraga, Mahyunadi menyempatkan diri meninjau langsung kawasan tersebut pada sore hari, setelah peresmian berlangsung. Ia menilai Sebatik Flying Site bukan hanya sarana latihan paralayang, melainkan juga destinasi wisata unggulan baru yang akan memperkuat daya tarik Kutim di bidang sport tourism.

“Potensi alam di Suka Damai luar biasa. Ini bukan hanya tempat olahraga, tetapi juga destinasi wisata yang akan menggerakkan ekonomi lokal dan membuka peluang usaha masyarakat sekitar,” ujarnya penuh keyakinan.
Terletak di kawasan strategis, Sebatik Flying Site dapat dijangkau dengan waktu tempuh hanya dua jam dari Bandara APT Pranoto Samarinda dan sekitar sepuluh menit dari Kota Bontang. Lokasinya diapit tiga kota besar, Samarinda, Bontang, dan Sangatta. Menjadikannya salah satu venue paralayang paling mudah diakses di Kalimantan Timur (Kaltim).
Di sekelilingnya tersedia fasilitas lengkap, khususnya hotel dan penginapan, rumah makan, pusat perbelanjaan, tempat hiburan, hingga rumah sakit umum daerah.

“Wisatawan dan penerbang yang datang dapat menikmati kenyamanan penuh, baik dari sisi aksesibilitas maupun fasilitas pendukung,” kata Ketua Panitia Penyelenggara Heriansyah Masdar.
Heriansyah menjelaskan bahwa Sebatik Flying Site dibangun dengan memanfaatkan potensi alam Desa Suka Damai yang memiliki kontur tanah menanjak lembut dan arah angin stabil, ideal untuk pelatihan maupun kompetisi. Area take off berada di Puncak Sebatik, sementara titik landing berada di kawasan datar Desa Suka Damai.
“Dengan kondisi alam seperti ini, kami berharap dari sini lahir atlet paralayang profesional dari Kutim, bahkan dari desa ini sendiri,” ujar Heriansyah penuh harap.

Venue ini resmi dibuka dengan diterbitkannya NOTAM permanen (Notice to Airmen), tanda bahwa kawasan tersebut diakui sebagai lokasi terbang resmi secara nasional. Adapun tarif untuk sekali terbang dibanderol sekitar Rp500 ribu, sudah termasuk layanan ojek ke lokasi take off, perlengkapan keamanan dasar, serta dokumentasi dengan action camera.
Fasilitas pendukung lain yang disiapkan pengelola antara lain area parkir luas, tempat istirahat penerbang, warung kuliner lokal, serta area penonton yang nyaman dengan pemandangan langsung ke jalur terbang. Tak hanya menjadi tempat olahraga ekstrem, kawasan ini juga dirancang sebagai ruang rekreasi keluarga dan wisata edukasi penerbangan.
Ketua Komite Paralayangan Indonesia (KPI) Asgaf menilai kehadiran Sebatik Flying Site merupakan langkah maju dalam pembangunan olahraga udara di daerah.
“Kutim punya modal alam yang luar biasa dan dukungan pemerintah yang kuat. Jika pembinaan terus berjalan, tidak mustahil Kutim akan melahirkan atlet nasional dari Suka Damai,” katanya.
Dukungan penuh juga datang dari Pemerintah Desa Suka Damai, FASI Kutim, PT IMM, dan PT Pamapersada Nusantara. Kolaborasi lintas pihak ini diharapkan memperkuat fondasi Sebatik Flying Site sebagai pusat pembinaan atlet sekaligus destinasi wisata baru yang membuka cakrawala Kutim.
Dari ketinggian Puncak Sebatik, langit biru Suka Damai kini menjadi panggung baru bagi penerbang dan wisatawan. Di sanalah Kutim menegaskan diri, bukan hanya kuat di darat, tetapi juga mulai menaklukkan langit dengan semangat sport tourism yang mengudara. (kopi3)




































