Momen Rapat Forkopimcam se-Kutim membahas respon isu sosial dan bencana. Foto: Zaki/Pro Kutim
SANGATTA — Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menggelar Rapat Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) se-Kutai Timur (Kutim) Tahun 2025 yang dibuka secara resmi oleh Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman di Pelangi Room Hotel Royal Victoria, Kamis (11/12/2025). Kegiatan ini menghadirkan Kapolres Kutim AKBP Fauzan, sebagai narasumber utama. Rapat yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kutim tersebut mengangkat tema “Strategi Forkopimcam dalam Deteksi Dini Kerawanan Sosial dan Kamtibmas untuk Mitigasi Keamanan”.
Kepala Badan Kesbangpol Kutim, Tejo Yuwono, dalam laporannya menyampaikan bahwa rapat ini menjadi wadah koordinasi lintas Forkopimcam dari 18 kecamatan. Forum ini bertujuan untuk menyampaikan deteksi dini kondisi kecamatan, membahas potensi gangguan keamanan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025–2026, mengantisipasi ancaman hidrometeorologi seperti banjir dan longsor, serta memperkuat sinergi antarwilayah dalam menghadapi berbagai ancaman sosial dan keamanan.

Dalam arahannya, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menegaskan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi masa Nataru. Ia meminta para camat memastikan keamanan rumah ibadah, kondisi jalur transportasi, serta memperkuat koordinasi lintas instansi di tingkat kecamatan. Bupati juga menyampaikan instruksi terbaru dari Kementerian Dalam Negeri yang meminta kepala daerah dan pejabat terkait untuk tidak meninggalkan Indonesia hingga 15 Januari, sebagai bentuk kesiapsiagaan pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Instruksi ini bukan hanya untuk gubernur, bupati, atau wali kota saja, tetapi juga harus sampai kepada para camat,” tegas Ardiansyah. “Camat adalah tangan kanan pemerintah di wilayah kecamatan, sehingga kalian pun harus tetap berada di tempat dan siap memberikan pelayanan kapan pun dibutuhkan masyarakat,” tambahnya.

Bupati turut menekankan pentingnya deteksi dini terhadap potensi gesekan sosial dan isu SARA yang kerap muncul dalam berbagai dinamika di masyarakat. Selain aspek keamanan, Ardiansyah juga menyoroti meningkatnya risiko bencana hidrometeorologi yang saat ini menjadi perhatian nasional. Ia mengingatkan Forkopimcam untuk mewaspadai intensitas curah hujan yang dapat memicu genangan di sejumlah kecamatan, seperti Wahau, Kombeng, Batu Ampar, Karangan, dan Bengalon.
“Curah hujan kita memang tidak selalu tinggi, tetapi intensitasnya bisa sangat padat. Ini yang harus diantisipasi agar tidak menimbulkan masalah baru di lapangan,” ujarnya.

Untuk itu, Bupati meminta seluruh unsur terkait termasuk BPBD, TNI, Polri, Dinas Sosial, serta perangkat daerah lainnya memperkuat koordinasi dan meningkatkan respons cepat dalam menghadapi potensi bencana.
“Saya minta seluruh sektor bergerak bersama. Deteksi dini dan koordinasi adalah kunci agar kita tidak terlambat menangani situasi,” tegasnya.
Pada aspek sosial, Ardiansyah menegaskan bahwa Kutim menghadapi tantangan serius terkait tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk kejadian ekstrem seperti suami membakar istri dan kekerasan seksual dalam keluarga.
“Ini realitas yang harus kita hadapi. Angka kekerasan masih tinggi, dan masalah kesehatan masyarakat juga perlu menjadi perhatian serius. Tidak boleh ada pembiaran,” kata Bupati. Untuk itu, ia meminta Forkopimcam mengaktifkan kembali peran RT/RW sebagai garda terdepan deteksi sosial, serta melibatkan forum-forum strategis seperti Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Forum Antar Umat Beragama (FKUB), dan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK).

“Semua elemen harus berperan. RT, RW, tokoh agama, forum-forum masyarakat, ini semua instrumen penting untuk menjaga stabilitas sosial di kecamatan,” tutupnya.
Rapat koordinasi ini ditutup dengan penegasan Bupati bahwa seluruh pemangku kepentingan di tingkat kecamatan harus memperkuat kolaborasi, mempercepat deteksi dini, dan memastikan penanganan berbagai potensi gangguan sosial maupun bencana dapat dilakukan secara terukur dan cepat demi menjaga stabilitas keamanan dan ketenteraman masyarakat Kutim.(kopi12/kopi13/kopi3)



































