Pemandangan alam tempat camping di Sungai Atan ketika dijepret dari kamera drone, bentuknya seperti perahu. Selain sungai yang bersih, traveler juga bisa menikmati sensasi air terjun dan sumber air panas. (Foto: Joni/Zaki)
BUSANG – Jadi kecamatan paling ujung di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), tak lantas membuat Busang terlupakan. Ternyata wilayah pelosok pedalaman ini menyimpan keunggulan potensi wisata yang belum banyak diketahui orang. Busang punya kekuatan alam hutannya yang masih asri dan keeksotisan sungainya. Pastinya potensi maha kaya tersebut layak menjadi tujuan traveler ataupun wisatawan minat khusus.
Ada nama satu tempat yang ditahbiskan menjadi “mutiara” dari Busang. Namanya Sungai Atan yang berada di Desa Mekar Baru. Desa ini letaknya berjarak 32,9 kilometer dari ibu kota wilayah Busang yang berada di Desa Long Lees dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Selanjutnya dari Desa Long Lees ke Sungai Atan menempuh jarak belasan kilometer dan memerlukan waktu tempuh 2,5 jam menggunakan perahu ces hingga sampai ke hulu.

Beberapa waktu lalu, tepatnya pada Maret 2021, sebuah kegiatan bertajuk Ekspedisi Kutim 3 Sungai Atan digelar untuk lebih dekat mengenal apa saja hal yang bisa diangkat. Ekspedisi ini dipimpin oleh Wakil Bupati Kasmidi Bulang. Camat Busang Impung Anyeq, Kepala Desa Mekar Baru Limja Lung, relawan komunitas pecinta alam di Kutim hingga masyarakat setempat ikut dalam rombongan.
Sebelum sampai di hulu Sungai Atan, para travelers akan dimanjakan dengan segarnya nuansa hutan tropis khas kalimantan. Pemandangan di kiri dan kanan sungai, yakni bentangan baru karst juga menjadi nilai tersendiri bagi penikmat alam. Belum lagi riam-riam yang berada di Sungai Atan, harus ekstra hati-hati ketika melintas. Ketika tiba di hulunya, ada sebuah camp yang dinamakan karangan. Tempat ini dijadikan untuk kawasan penginapan para petualang ketika berada di Sungai Atan.

“Jika diambil gambar dari udara bentuknya seperti perahu memanjang. Diapit sungai jernih di tengah rimbunnya hutan. Uniknya di tempat ini ada daratan yang berisikan bebatuan sungai. Di sinilah lokasi strategis untuk camping ala “hotel alam”. Dengan mendirikan kayu sebagai tiang, alasnya menggunakan matras dan atap dari flysheet ataupun terpal. Sensasinya kita lebih back to nature (kembali ke alam),” ungkap Camat Busang Impung Anyeq.
Ditambahkan Impung, keunggulan wisata di Sungai Atan ada air terjun yang bisa dinikmati. Berada tidak jauh dari daratan camping, siapa saja bisa bisa berenang merasakan segarnya air dingin di dekat sungai. Uniknya di Sungai Atan juga ditemukan sumber air panas.

“Kita bisa memasak beras di sana menjadi lebih gurih. Menurut cerita dari nenek moyang kami. Hal ini pun menjadi pengalaman baru karena kita bisa menemukan hal baru di Sungai Atan,” bebernya.
Sementara itu Kades Mekar Baru Busang Limja Lung mengatakan bahwa objek wisata terpendam yang dimiliki Busang adalah potensi “kelas atas” yang wajib dijaga kelestariannya. Selain itu dia meminta kepada instansi terkait untuk lebih mengekspos wisata di Desa Mekar Baru.
“Dengan sektor wisata ini, golnya bisa ikut membantu perekonomian masyarakat Desa Mekar Baru,” urainya.

Senada, Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang berencana akan memprioritaskan sektor potensi alam yang ada di Sungai Atan. Dalam pantauannya selama kegiatan Ekspedisi Kutim 3, ternyata di Busang banyak ditemukan potensi wisata di Sungai Atan yang memesona.
“Mulai dari air terjun, riam-riam batu di Sungai Atan dan sumber air panas bisa diangkat untuk menarik wisatawan berkunjung ke Busang. Di daratan, tempat camping bisa dibangun semacam pendopo untuk tempat beristirahat yang dilengkapi dengan WC umum. Kami dari pemerintah intinya siap mengembangkan sektor wisata di pedalaman Kutim,” tegasnya. (hms13/hms7/hms3)