Beranda Kutai Timur Kutim Tutup Tempat Wisata Sampai Januari 2022

Kutim Tutup Tempat Wisata Sampai Januari 2022

255 views
0

Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman saat memberikan keterangan pers usai rapat Satgas COVID-19. (Wahyu Yuli Artanto)

SANGATTA- Rapat Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menyepakati beberapa kebijakan, untuk mengantisipasi lonjakan kasus positif COVID-19 di momen Hari Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022.

Bupati H Ardiansyah Sulaiman selaku Ketua Satgas COVID-19 Kutim menjelaskan, Instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 62 Tahun 2021 terkait Persiapan Nataru yang semula memerintahkan Pemberlakuan  Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level tiga secara serentak, akhirnya dirubah menyesuaikan kondisi masing-masing daerah.

“Pada dasarnya nanti ada aturan yang baru (instruksi Mendagri) yang khusus mengatur soal Nataru. Satgas Kabupaten sudah menyepakati bahwa mulai tanggal 31 Desember sampai dengan 2 Januari 2022, akan menutup sementara beberapa tempat yang dapat menimbulkan kerumunan masyarakat. Sepanjutnya akan menempatkan beberapa petugas untuk berjaga,” jelas Ardiansyah usai rapat di Kantor BPBD, jalan Soekarno Hatta, Sangatta Utara, Jumat (10/12/2021).

Beberapa tempat wisata atau area berpotensi jadi tempat kerumunan yang ditutup antara lain, kawasan Pusat Perkantoran Pemkab Kutim di Bukit Pelangi. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan pelabuhan Sangatta di Kenyamukan. Kawasan Teluk Lombok dan beberapa area yang lain. Mendukung kesepakatan dimaksud, Pemkab segera merilis surat edaran untuk masyarakat.

Selanjutnya terkait vaksinasi COVID-19 di Kutim. Sesuai laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) capaiannya sudah hampir 70 persen untuk dosis pertama. Sedangkan dosis kedua sudah 40 persen. Agar penanggulangan COVID-19 jadi lebih maksimal, Bupati meminta seluruh camat yang juga mengikuti rapat secara virtual, terus mengedukasi warganya agar mau divaksinasi COVID-19. Terutama penyuntikan vaksin kepasa para lansia. 

“Saya minta bisa dimaksimalkan (vaksinasi COVID-19). Kalau perlu (program vaksin) masuk ke perusahaan. Terutama perusahaan  sawit yang mungkin para pekerjanya belum tervaksin,” tegas Ardiansyah. (hms8/hms3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini