GOR Kudungga. Foto: istimewa
SANGATTA – Ribuan wajah penuh harap akan memadati Gelanggang Olahraga (GOR) Kudungga, Sangatta, dalam waktu dekat. Mereka bukan penonton pertandingan, melainkan para tenaga kerja kontrak daerah (TK2D) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) yang akan dilantik menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), pada 16 April 2025 nanti. Sebanyak 3.713 orang akan mengambil sumpah jabatan, menerima Surat Keputusan (SK), serta menandatangani perjanjian kerja sebagai pegawai pemerintah, menandai babak baru dalam perjalanan karier mereka.
Pelantikan ini menjadi penanda sejarah baru dalam birokrasi Kutim. Para TK2D yang selama ini berada di bawah status non-aparatur sipil negara (ASN), akan secara resmi diakui sebagai bagian dari sistem pemerintahan yang sah. Mereka telah melalui tahapan panjang dan melelahkan. Mulai dari seleksi administrasi, ujian kompetensi, hingga penetapan nomor induk yang difasilitasi oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Pemkab Kutim, melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) bekerja sama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), tengah mematangkan seluruh aspek teknis dan non-teknis. Pilihan lokasi pun jatuh ke GOR Kudungga di Jalan Soekarno-Hatta, yang dinilai paling memadai untuk menampung ribuan peserta sekaligus memberikan kenyamanan selama acara berlangsung.
“Untuk (jumlah dan letak) kursi peserta akan kita bagi dua. Sekitar seribu orang di tribun bawah, sisanya di tribun atas dengan kapasitas sekitar empat ribu orang,” terang Kadispora Basuki Isnawan melalui Hadri Nirwan, Kepala UPT Sarana dan Prasarana Olahraga Dispora Kutim, Minggu (13/4/2025).

Bukan hanya tempat duduk yang disiapkan. Penataan parkir, kebersihan toilet, hingga pemasangan umbul-umbul sedang dalam proses. Semua detail kecil menjadi krusial, mengingat besarnya skala kegiatan dan pentingnya momen tersebut bagi peserta.
“Kita ingin semua merasa nyaman, khidmat, dan terkesan,” tambah Hadri.
Dispora Kutim tak bekerja sendirian. Rangkaian koordinasi intensif dilakukan bersama Dinas Kesehatan, RSUD Kudungga, Satpol PP, Dinas Perhubungan, hingga BKPSDM sebagai panitia utama. Tim medis disiagakan untuk mengantisipasi situasi darurat. Petugas keamanan akan berjaga, memastikan semua berjalan tertib, mulai dari pintu masuk hingga peserta duduk di tribun.
“Pelaksanaan ini butuh sinergi semua pihak. Kita tidak hanya bicara logistik, tapi juga keselamatan dan kelancaran acara,” ucap Hadri.
Pengangkatan TK2D menjadi PPPK bukan semata administrasi. Ini adalah transisi struktural yang membawa implikasi besar, baik bagi individu maupun sistem pelayanan publik di Kutim. Ribuan pegawai akan memiliki status dan hak yang jelas. Ini berarti peningkatan kesejahteraan, jaminan sosial, dan pengakuan hukum.
Namun di balik itu, muncul pula tantangan baru. Sebagai PPPK, para mantan TK2D akan memasuki dunia birokrasi yang lebih formal, terikat target, etika, serta evaluasi kinerja secara berkala. Mereka bukan lagi ‘tenaga bantu’, melainkan penyelenggara pemerintahan yang ikut menentukan arah pembangunan daerah.
GOR Kudungga, yang biasanya menjadi tempat kejuaraan olahraga, kali ini menjadi ‘garis start’ bagi ribuan pelari maraton pengabdian. Di bawah sorot lampu dan lantai tribun, janji akan dilafalkan, dokumen ditandatangani, dan sejarah kecil tercipta untuk masing-masing peserta.
Dalam bayang-bayang ribuan kursi yang ditata rapi, GOR Kudungga akan menjadi saksi bahwa perubahan itu nyata dan bisa dimulai dari sebuah seremoni. Tapi pelantikan ini bukan hanya seremonial belaka. Ia adalah bentuk keberpihakan terhadap pengabdian, reward atas kesetiaan bekerja di tengah ketidakpastian status.
Pemkab Kutim, dengan pelaksanaan ini, juga menunjukkan bahwa keberlangsungan pemerintahan daerah tidak bisa dilepaskan dari peran orang-orang yang selama ini berada di lapis bawah, namun memiliki kontribusi nyata di lapangan. Dari Sangatta, pelantikan ini mungkin hanya berlangsung beberapa jam. Namun bagi 3.713 jiwa, momen ini adalah gerbang menuju harapan, sekaligus tanggung jawab yang lebih besar. (kopi14/kopi3)