Beranda Kutai Timur RSUD Sangkulirang Luncurkan Operasi Katarak Modern, Jadi Rujukan Kesehatan Pesisir Kutim

RSUD Sangkulirang Luncurkan Operasi Katarak Modern, Jadi Rujukan Kesehatan Pesisir Kutim

161 views
0

Momen Ardiansyah Sulaiman hadiri peluncuran layanan operasi katarak modern tanpa jahitan (phacoemulsification) di RSUD Sangkulirang. Foto: Aiman Pro Kutim

SANGKULIRANG – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sangkulirang kini tak lagi sekadar menjadi fasilitas kesehatan sekunder di pesisir Kutai Timur (Kutim). Seiring langkah strategis Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) dalam memperkuat layanan kesehatan di wilayah terluar, RSUD Sangkulirang resmi meluncurkan layanan operasi katarak modern tanpa jahitan (phacoemulsification). Inovasi ini menjadi tonggak penting dalam Program Pelayanan Mata Paripurna yang kini mulai diterapkan.

Bersamaan dengan itu, RSUD Sangkulirang kini diperkuat delapan dokter spesialis dari berbagai bidang. Komposisinya terdiri atas dua aparatur sipil negara (ASN) spesialis bedah dan mata, lima dokter kontrak (penyakit dalam, anak, kandungan, anestesi, dan patologi klinik), serta satu dokter radiologi paruh waktu. Dengan formasi ini, layanan spesialis dasar telah terpenuhi, ditambah spesialis mata sebagai keunggulan baru.

“Wilayah pesisir selama ini mengalami keterbatasan akses layanan spesialis, terutama mata. Padahal, angka kebutaan akibat katarak cukup tinggi di kawasan Sangsakakaukar dan sekitarnya,” ujar Direktur RSUD Sangkulirang dr Azizah bin Smith saat peresmian layanan pada Selasa, (6/5/2025).

Menurut Azizah, teknologi phacoemulsifikasi yang kini dimiliki RSUD Sangkulirang memungkinkan operasi dilakukan tanpa jahitan. Dengan waktu tindakan lebih singkat dan pasien dapat langsung pulang. Proses penyembuhan pun hanya memerlukan waktu sekitar satu minggu, jauh lebih cepat dibandingkan metode konvensional yang memerlukan waktu rawat inap dan pemulihan lebih panjang.

Dukungan alat phacoemulsifikasi yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ini mengakhiri ketergantungan pasien katarak pada kegiatan bakti sosial yang tidak rutin. Kini, masyarakat pesisir Kutim tak lagi harus menunggu momen tertentu untuk mendapat layanan operasi mata. Pelayanan menjadi lebih terstruktur, terjadwal, dan berkelanjutan.

Peluncuran layanan disambut langsung oleh Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, yang hadir bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), anggota DPRD Kaltim, serta tokoh masyarakat. Dalam sambutannya, Ardiansyah menegaskan bahwa pembangunan sektor kesehatan tak boleh hanya bertumpu di pusat kabupaten.

“RSUD Sangkulirang sudah menjadi rujukan utama di pesisir Kutim. Kami berkomitmen memperkuatnya secara bertahap, termasuk dengan program dokter keliling ke daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau,” katanya.

Ardiansyah juga menegaskan, program peningkatan layanan spesialistik merupakan bagian dari visi membangun keadilan layanan dasar bagi seluruh masyarakat Kutim. Bukan hanya untuk kawasan Sangatta, tetapi juga kecamatan-kecamatan jauh seperti Karangan, Sandaran, Kaliorang, hingga Busang.

Tak hanya menghadirkan layanan mata unggulan, RSUD Sangkulirang juga memperkenalkan teknologi USG empat dimensi dan mengoperasikan ruang Central Sterile Supply Department (CSSD), fasilitas yang penting untuk menjamin kebersihan dan keamanan seluruh instrumen medis.

Kasus katarak diduga tersebar di 18 kecamatan, dengan konsentrasi tertinggi di kawasan pesisir dan pedalaman. Mayoritas penderita merupakan kelompok usia lanjut yang sebelumnya sulit mengakses layanan spesialis mata karena keterbatasan jarak dan biaya. Kini, dengan keberadaan dokter spesialis dan teknologi operasi modern di RSUD Sangkulirang, harapan baru terbuka. Tak hanya mengurangi angka kebutaan, tapi juga mengembalikan produktivitas masyarakat usia tua dan menjaga kualitas hidup warga pesisir.

“Dulu harus menunggu mobil bakti sosial. Sekarang cukup ke rumah sakit, bisa diperiksa dan dioperasi tanpa menunggu waktu lama,” ujar Abdul Karim, warga Sangkulirang yang sudah dua tahun mengidap katarak.

Langkah RSUD Sangkulirang ini juga membuka peluang pengembangan layanan kesehatan lanjutan di kawasan pesisir. Diharapkan ke depan, rumah sakit ini tidak hanya menjadi rujukan regional, tetapi juga pusat pengembangan layanan kesehatan berbasis komunitas di perbatasan Kutim. Bagi Kutim, langkah ini menegaskan arah pembangunan yang inklusif. Membangun dari pinggiran, tanpa membiarkan satu pun warga tertinggal dalam pelayanan dasar. (kopi4/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini