Beranda Kutai Timur Jalan Pengabdian 25 Tahun Kiprah LPADKT di Tanah Borneo – Wakili Pemkab...

Jalan Pengabdian 25 Tahun Kiprah LPADKT di Tanah Borneo – Wakili Pemkab Kutim, Wabup Ucapkan Selamat dan Apresiasi

282 views
0

Wabup Kutim H Mahyunadi saat menghadiri HUT ke-25 tahun LPADKT di Samarinda. (Aimam Pro Kutim)

SAMARINDA – Di tengah gegap gempita Plenary Hall Sempaja, Selasa (13/6/2025), perayaan 25 tahun Laskar Pemuda Adat Dayak Kalimantan Timur (LPADKT) bukan hanya menjadi selebrasi usia, melainkan ruang kontemplasi atas sebuah pengabdian panjang. Seperempat abad organisasi ini hadir bukan semata sebagai penjaga ritus dan adat Dayak, tetapi juga sebagai aktor nyata dalam menjangkau denyut kebutuhan masyarakat, dari pelosok perbatasan hingga kota.

Di balik panggung yang dihiasi tarian penyambutan AJAY, alunan Mars LPADKT, dan kehadiran bintang tamu D’MASIV, terselip narasi kerja diam-diam yang membentuk wajah sosial Kalimantan Timur (Kaltim). LPADKT telah menjadi jembatan antara nilai-nilai adat dan praktik pelayanan publik yang inklusif. Dari ambulans gratis, bantuan bencana, hingga pemajuan budaya, semuanya dilakukan dengan semangat gotong royong.

Ketua Umum LPADKT A Vendy Meru, menyebut komitmen organisasinya tak pernah goyah. Terjun langsung membantu siapa saja yang membutuhkan, tanpa melihat latar suku.

“Kita punya armada ambulans sejak 2012, dari bantuan Pemkot Samarinda. Sampai hari ini, ambulans kami sudah melayani ratusan warga Kaltim di berbagai kabupaten/kota secara gratis,” ujar Vendy.

Tak hanya soal layanan darurat, LPADKT juga menjadi garda depan saat bencana menghampiri. Mengirim logistik, menyediakan dapur umum, hingga menyalurkan sembako bagi warga terdampak.

“Ini bagian dari cara kami memaknai adat, hidup yang saling tolong menolong,” tambahnya.

Pemerintah Provinsi Kaltim pun mengakui kontribusi LPADKT sebagai mitra strategis. Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud menyebut LPADKT sebagai kekuatan sosial yang konsisten mendampingi masyarakat selama 25 tahun.

“Organisasi ini hadir untuk semua, tak melihat etnis atau suku. Inilah wajah harmoni Borneo,” kata Rudy.

Rudy juga mengingatkan pentingnya menjaga persatuan di tengah keberagaman. Ia menyebut saat ini ada lebih dari 400 bahasa dari rumpun Dayak yang hidup di Kaltim, dan perlu dijaga serta dilestarikan.

“Kita hidup bersama, Dayak, Kutai, Banjar, Bugis, Jawa, Toraja, dan lainnya. Semuanya harus berpegang teguh pada Pancasila,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Kutai Timur (Wabup Kutim) H Mahyunadi yang hadir mewakili Bupati menegaskan bahwa budaya adalah fondasi karakter masyarakat. Ia menyebut LPADKT sebagai pilar penting dalam menjaga identitas masyarakat di tengah derasnya arus modernisasi.

“Budaya Dayak adalah kekayaan yang tak ternilai. Kita wajib menjaganya, dan LPADKT sudah memberi contoh selama 25 tahun ini,” ujar Mahyunadi.

Ia pun menekankan bahwa menjaga budaya tak cukup dengan seremoni, tapi juga dengan tindakan nyata, sinergi lintas pihak, dan kebijakan yang berpihak. Adat dan budaya yang kuat akan menciptakan masyarakat yang berkarakter. Ini penting dalam membangun daerah yang berkelanjutan. Selain apresiasi, tak lupa ia memgucapkan selamat hari jadi kepada LPADKT.

Acara yang juga dihadiri Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji, Ketua TP PKK Kaltim Sarifah Suraidah Harum, serta jajaran kepala daerah di Kaltim itu ditutup dengan penyerahan cindera mata, serta penampilan dari Sanggar Tari Tusu Surud dan Djalan Band.

LPADKT, dalam senyap dan kerja sunyinya, telah menanam benih kebaikan di ladang budaya Kaltim. Di usia ke-25 tahun, ia tidak hanya merawat akar adat, tapi juga membuka jalan pengabdian sosial bagi masa depan yang inklusif dan beradab. (kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini