Wabup Mahyunadi saat hadiri peresmian Paroki Santos Yohanes Pemandi Bengalon. Foto : Nasruddin/Pro Kutim
BENGALON – Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim) Mahyunadi menghadiri peresmian Paroki Santo Yohanes Pemandi di Jalan Pendidikan, Desa Sepaso, Kecamatan Bengalon, Selasa (24/6/2025). Kegiatan tersebut turut dihadiri Anggota DPRD Kutim Masdari Kidang dan Yusuf T Silambi, Uskup Keuskupan Agung Samarinda Mgr Yustinus Harjosusanto, Pastor Paroki Santa Theresia Sangatta Paulus Emanuel Fai, Pastor Paroki Santos Yohanes Pemandi Bengalon Daud Andy Savio, serta sejumlah pejabat daerah dan tokoh masyarakat.




Dalam sambutannya, Wabup Mahyunadi menyampaikan apresiasi atas berdirinya paroki baru tersebut. Ia menilai kehadiran Paroki Santo Yohanes Pemandi akan memperkuat kehidupan spiritual umat Katolik di Bengalon dan sekitarnya.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Kutim, saya mengucapkan selamat atas diresmikannya Paroki Santo Yohanes Pemandi ini. Semoga menjadi tempat ibadah dan pembinaan iman yang membawa kedamaian bagi umat,” ujar Mahyunadi.
Ia juga menegaskan bahwa Pemkab Kutim senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman serta menjamin kebebasan umat beragama dalam menjalankan keyakinan masing-masing.
“Keberagaman adalah kekuatan. Kita harus saling menghormati, menjaga toleransi, dan membangun kebersamaan demi Kutim yang damai dan sejahtera,” katanya.

Pada kesempatan itu, Mahyunadi juga menyampaikan permohonan maaf karena datang terlambat. Ia menjelaskan keterlambatannya disebabkan harus menghadiri Rapat Paripurna DPRD Kutim yang membahas pandangan umum fraksi terkait Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang perubahan atas Perda Nomor 1 Tahun 2024 mengenai Pajak dan Retribusi Daerah.
“Mohon maaf atas keterlambatan saya. Seharusnya Pak Bupati yang hadir, namun beliau tengah menjalankan tugas di Jakarta yang tidak bisa diwakilkan, sehingga saya diminta mewakili beliau,” ujarnya.
Sementara itu, Uskup Keuskupan Agung Samarinda Mgr Yustinus Harjosusanto menjelaskan bahwa pendirian paroki baru ini dilakukan karena wilayah pelayanan sebelumnya, yakni Paroki Santa Theresia Sangatta, dinilai terlalu luas dan sudah tidak ideal untuk menjangkau seluruh umat.
“Jika dalam satu wilayah sudah terdapat cukup banyak umat, maka dibuka paroki baru sebagai pusat pelayanan yang dipimpin satu pastor dan berdomisili tetap di sana,” jelasnya.

Menurut Uskup Yustinus, sejak hari ini Paroki Santos Yohanes Pemandi resmi berdiri sendiri, tidak lagi menjadi bagian dari Paroki Santa Theresia Sangatta, dengan wilayah pelayanan yang sudah ditentukan.
“Kami mewakili umat Katolik mengucapkan terima kasih atas perhatian dari Pemerintah Kabupaten Kutim, khususnya kehadiran Bapak Wakil Bupati dalam peresmian ini. Ini menunjukkan bahwa pemerintah turut memperhatikan kehidupan umat dalam hal iman dan keberagaman,” ucapnya.
Sebelumnya, Pastor Daud Andy Savio dalam sambutannya menyampaikan bahwa proses menjadi paroki definitif merupakan perjalanan panjang yang tidak terlepas dari kerja keras umat, pimpinan gereja, serta dukungan berbagai pihak.




“Terima kasih kepada Bapak Uskup, Dewan Keuskupan, pemerintah daerah, anggota DPRD, para donatur, panitia, dan seluruh umat yang telah berkorban tenaga, waktu, bahkan air mata demi berdirinya paroki ini,” katanya.
Dengan berdirinya Paroki Defenitif Santo Yohanes Pemandi, umat Katolik di Bengalon kini memiliki pusat pelayanan iman sendiri. Diharapkan, hal ini dapat meningkatkan partisipasi umat dalam kegiatan keagamaan dan sosial di wilayah tersebut. (kopi14/kopi13/kopi3)