Tarian Massal oleh pelajar Kutim memperingati Hardiknas 2019 di di lapangan Kantor Bupati Kutim. (Foto: Fuji Humas)
SANGATTA– Sebanyak 250 lebih pelajar dari sekola-sekolah di Kutai Timur (Kutim) ikut memeriahkan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang dilaksanakan di lapangan Kantor Bupati Kutim, Bukit Pelangi, Sangatta Utara, Kamis (2/5/2019).
Kegiatan dibawah koordinasi Dinas Pendidikan Kutim melibatkan sekitar 16 sekolah. Mulai tingkat TK hingga SMA yang berada di Kota Sangatta maupun Kecamatan Kutim lainnya. Saat tampil, para pelajar melakukan tarian massal mengenakan pakaian adat khas dayak dengan iringan music khas adat pedalaman. Tarian massal ini dikemas dengan aksi pantomim dari SDN 03 Sangatta Utara.
Dari panggung utama Bupati Kutim H Ismunandar, Wabup H Kasmidi Bulang, para undangan kehormatan, para penerima penghargaan serta pejabat lingkup Pemkab Kutim lainnya Nampak menikmati. Penampilan tarian massal menguasai hampil seluruh ruang di lapangan yang menjadi halaman Kantor Bupati Kutim.
Kurang lebih 18 menit tarian massal tersaji sebagai rangkaian Hardiknas kali ini. Awalnya penari masuk lapangan secara bersamaan, namun tampil secara bergantian. Dimulai siswa TK, siswa SD, SMP dan SMA. Ditutup dengan penyerahan bunga oleh siswa kepada Bupati, Wabup beserta isteri masing-masing.
Sebelumnya nyanyian dari siswa, para pemenang Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional FLS2N tingkat SD, SMP, SMA turut menghiasi harinya insan pendidikan tersebut. Dilanjutkan penampilan pluhan pelajar dari Kalangan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ikut berpartisipasi menyumbangkan lagu berjudul “Rasa Sayange”. Nampak dipanggung kehormatan Bupati H Ismunandar, Wabup H Kasmidi Bulang dan Wakil Ketua DPRD Kutim Hj Encek UR Firgasih terhibur dengan penampilan para siswa tersebut.
Rubito, sutradara tarian massal tersebut menjelaskan, tarian mengusung tema “Prestasi Ceria Gemilang”. Mempunyai makna semangat belajar anak-anak Kutim tak terbatas usia, ruang dan waktu. Semangat yang ceria mewujudkan pendidikan yang gemilang tak surut oleh sekat adat, suku, agama dan wilayah. Senergi pemerintah dan masyarakat senantiasa erat kuat. Pendidikan program wajib belajar 12 tahun begitu menggelora menembus setiap sudut desa dan kota.
“Untuk mempersiapkan tarian ini, kami latihan selama 2 minggu. Melibatkan sekitar 250 pelajar di Kutim dengan menunjuk beberapa sekolah yang berprestasi dalam ajang FLS2N,” jelas Rubito. (hms10)