Beranda Kutai Timur Kutim Fokus Tingkatkan Penilaian KLA – Benahi Data dan Tambah Fasilitas Bagi...

Kutim Fokus Tingkatkan Penilaian KLA – Benahi Data dan Tambah Fasilitas Bagi Anak

169 views
0

Suasana Rakor pembentukan Gugus Tugas KLA. Foto: Ist for Pro Kutim

SANGATTA- Sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Kutai Timur (Kutim) terdahulu, Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak (KLA) di Kutim sudah berakhir pada tahun 2022 lalu. Untuk itu, Pemkab Kutim mulai mengumpulkan para pihak guna menggelar rapat koordinasi (rakor) pembentukan Gugus Tugas KLA dengan periode masa kerja yang baru. Rakor yang dibuka oleh Ketua Bappeda Kutim Noviari Noor ini digelar di Ruang Rapat Bappeda Kutim, Jumat (27/1/2023). Dihadiri sejumlah pihak, selain perwakilan OPD lingkup Pemkab Kutim, rakor juga melibatkan instansi vertikal, swasta hingga organisasi profesi dan kemasyarakatan yang mendukung program terkait.

Noviari Noor mewakili Bupati Kutim mengatakan, prestasi yang sudah dicapai Pemkab Kutim dalam implementasi program KLA mesti ditingkatkan kembali. Meskipun sudah pernah dua kali meraih penghargaan KLA kategori pratama.

“Seluruh OPD mesti mendukung KLA, untuk bisa meningkatkan prestasi harus dilakukan evaluasi implementasinya. Hal-hal yang perlu dibenahi tentunya harus ditingkatkan,” pinta Noviari yang mantan Kabag Pembangunan Sekretariat Kabupaten Kutim.

Selanjutnya menghadapi penilaian KLA yang akan kembali dilaksanakan, Noviari berharap OPD dapat mendukung sepenuhnya. Dengan cara memberikan data pendukung yang dibutuhkan, sehingga Kabupaten Kutim bisa mendapatkan penilaian terbaik sebagai KLA. Selain itu OPD juga diharapkan berkontribusi dengan memberikan saran dan masukan.

“Mudah-mudahan target (peningkatan predikat KLA) tersebut dapat terwujud,” harap Noviari.

Setelah dibuka oleh Kepala Bappeda Kutim, rakor dilanjutkan dengan pimpinan rapat Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kutim dr Aisyah. Dalam rapat, Aisyah menyampaikan paparan terkait sosialisasi dan pembanetukan Gugus Tugas KLA periode baru. Mulai dari landasan hukum, pemahaman tentang KLA, penyelenggaraan KLA, perjalanan KLA hingga evaluasinya.

Indicator KLA menjadi fokus penting yang kerap ditekankan oleh Aisyah kepada seluruh peserta rakor. Guna mengukur pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak. Hingga pada akhirnya menjadi tolok ukur penilaian predikat KLA.

“Meningkatkan fasilitas KLA seperti taman bermain dan lainnya. Penting juga untuk menyusun SOP (standard operational procesure) bencana untuk anak dan kebutuhan anak. Harus ada penambahan kelengkapan KLA, harus meningkat, karena kalau tidak (bertambah) maka nilainya akan jadi nol,” tegas Aisyah yang mantan Kepala Dinas Kesehatan Kutim.

Hal-hal yang menyangkut pada penguatan kelembagaan seperti hak sipil dan kebebasan, lingkungan dan keluarga atau penguatan alternative, kesehatan bsar dan kesejahteraan, pendidikan pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya sertai perlindungan khusus dijabarkan hingga 27 poin penting. Perihal penting yang mesti dilakukan adalah membuka peluang bagi Forum anak desa dan kecamatan untuk menyampaikan usulan anggaran. Mendukung pengembangan desa ramah perempuan dan peduli anak. Meningkatkan peran Forum Anak tak hanya sekedar sebaga pelopor tapi juga pelapor.

“Sehingga kita bisa mengetahui masalah-masalah yang menimpa pada anak. Seperti kasus bullying dan lainnya. Forum Anak ini bisa mengambil peran itu, jika pada satu ketika ada anak lebih nyaman berbagi (cerita) dengan temannya daripada orang tuanya,” jelas Aisyah.

Aisyah menegaskan bahwa untuk menjadikan Kutim sebagai KLA, tidak adanya kasus bullying atau perundungan menjadi hal mutlak dipenuhi. Selanjutnya terkait peran swasta, Aisyah mengatakan perusahaan bisa memilih berkontribusi pada lima klaster yang tersedia. Yakni program-program yang mendukung penilaian KLA. Seperti menciptakan sekolah ramah anak, kawasan tanpa asap rokok, pojok ASI dan lain-lain.

“Program kita (Kutim) untuk KLA sudah banyak dilaksanakan, tapi data dan dokumentasi tidak ada. Sehingga tak bisa dilakukan penilaian. Sebab saat penilaian pada evaluasi mandiri tinggi, tapi pada verifikasi actual turun karena kurangnya data dan verifikasi lapangan juga nilainya jadi kecil karena tak dilengkapi data,” jelasnya.

Untuk itu dia berharap soal data tersebut bisa dibenahi semakin baik. Sehingga target Kutim meningkatkan predikat KLA bisa tercapai. Rakor kali ini dirangkai dengan menyusun anggota dan uraian tugas, Gugus Tugas KLA Kutim periode baru. (kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini