Beranda Kutai Timur Rencana Pendirian Museum Kutai Timur – Upaya Pelestarian Identitas Bangsa, Sejarah, Seni...

Rencana Pendirian Museum Kutai Timur – Upaya Pelestarian Identitas Bangsa, Sejarah, Seni dan Budaya

191 views
0

Suasana Forum Grup Discussion Museum Kutai Timur di Hotel Royal Victoria, Sangatta. Foto: Vian Pro Kutim

SANGATTA – Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai nilai-nilai seni, sejarah, dan budayanya. Salah satu bentuk penghargaan tersebut adalah dengan mendirikan museum. Museum bukan hanya soal sejarah, budaya, arkeologi atau kehidupan masa lampau, tetapi juga tentang peradaban manusia masa lalu. Museum adalah sarana edukasi bagi generasi sekarang untuk melihat kehidupan di masa lalu dan bagaimana nilai-nilai yang dianut dalam masyarakat setempat.

“Berkunjung ke museum kita bisa belajar tentang sejarah, peninggalan seni dan budaya, arkeologi, struktur masyarakat dan melihat dunia lebih luas. Jangan sampai kita kehilangan identitas atau jati diri,” jelas Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman saat membuka Forum Group Discussion (FGD) Museum Kutim di Hotel Royal Victoria, Sangatta, pada Selasa (25/6/2024).

Orang nomor satu di Pemkab Kutim ini mengingatkan bagaimana banyak negara-negara Barat kehilangan identitas nasionalnya. Hal ini harus menjadi perhatian semua pihak. Dia menegaskan, rencana pembangunan Museum Kutim ini adalah bentuk apresiasi Pemkab Kutim terhadap nilai-nilai seni, budaya, sejarah, serta alamnya.

“Bahasa Kutai itu memiliki ratusan dialek. Khusus Kutai Sangatta juga bisa ditampilkan dalam museum baik ragam dialek dan asal usulnya,” jelas Ardiansyah.

Bupati juga mengingatkan agar museum ini dikelola secara profesional dan konsisten. Jangan sampai sudah dibangun, jarang pengunjung yang datang. Maka museum tersebut kelak harus inovatif, kreatif supaya masyarakat tertarik berkunjung.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Mulyono menjelaskan lokasi Museum Kutim berada di Jalan Soekarno-Hatta, tepatnya di belakang kampus STAIS. Luas lahannya sekitar 4 hektare.

“Tahun ini ada pematangan lahan. Pada 2025 akan diajukan untuk pembangunan gedungnya. Sementara legalitas operasional, Disdikbud mengupayakan dalam bentuk Peraturan Daerah atau minimal dalam bentuk Perbup,” jelas Mulyono.

Dalam FGD Museum Kutim ini, panitia menghadirkan narasumber Budi Istiawan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIV Kaltim-Kaltara dan Budayawan senior Kaltim, Hamdani.

Kedua narasumber ini menyarankan agar Museum Kutim, menjadi museum umum yang mencakup seni budaya, arkeologi, geologi, alam, dan sejarah.

“Jangan museum khusus, karena potensi Kutim ini sangat kaya dan beragam. Contoh museum khusus adalah Museum Geologi di Bandung dan Museum Tsunami di Banda Aceh. Pengelolanya harus ahli museum dan minimal memiliki kurator seni budaya,” ungkap Budi Istiawan.

Dengan adanya rencana pendirian Museum Kutai Timur ini, diharapkan masyarakat Kutim semakin mengenal dan mencintai sejarah serta budayanya sendiri. Langkah ini merupakan upaya penting dalam pelestarian identitas bangsa. (kopi4/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini