Bupati Ardiansyah menyerahkan piala kepada pemenang. Foto: Bagus/Pro Kutim
SANGATTA – Di bawah gemerlap lampu GOR Kudungga Sangatta, semangat sportivitas dan rasa kebersamaan menjadi penutup dalam Kejuaraan Kabupaten KAJARI Cup 2025 PBSI Kutim. Kamis (15/5/2025) malam itu bukan sekadar akhir dari sebuah turnamen, tetapi penegasan bahwa olahraga, khususnya bulu tangkis, hidup dan tumbuh dari semangat kolektif, kerja sama, dan cinta pada daerah.
Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, berdiri di tengah-tengah riuh tepuk tangan penonton saat menyerahkan piala kepada para juara. Wajah-wajah muda penuh semangat menerima medali dengan bangga. Di antara mereka, nama PB Mulia Baru bersinar sebagai juara umum, meraih total 15 medali. Rinciannya 6 emas, 4 perak, dan 5 perunggu.

Kejuaraan ini tak lahir dari sebuah institusi tunggal. Ia adalah hasil gotong royong, kolaborasi Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kutim dan Kejaksaan Negeri Kutim serta Pemkab Kutim. Dalam balutan kerja sama ini, digelar pertandingan dari berbagai kategori. Mulai dari anak-anak usia dini, remaja, hingga dewasa. Sebuah ajang inklusif yang memberi ruang luas bagi atlet-atlet lokal untuk menunjukkan kapasitas dan membuktikan kualitas.
“Saya bangga menyaksikan semangat juang dan sportivitas para atlet. Ini bukan hanya sekadar pertandingan, melainkan momentum mempererat persaudaraan dan menunjukkan potensi olahraga kita,” ujar Bupati Ardiansyah dalam sambutannya.
Di luar angka dan statistik, Kajari Cup 2025 menyimpan cerita tentang dedikasi dan perjuangan. Para atlet datang dari berbagai sudut Kutim, berlatih dengan sarana terbatas, namun membawa tekad besar. Semangat itu membara di lapangan dan tak henti di podium. Itulah yang dilihat langsung oleh Kepala Kejaksaan Negeri Kutim Reopan Saragih.
“Terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung turnamen ini. Kami ingin ini jadi agenda tahunan yang terus membina prestasi dan semangat kebersamaan,” katanya, menyiratkan harapan besar agar Kajari Cup terus menjadi panggung harapan bagi atlet muda.

Penutupan berlangsung meriah. Para pejabat dari berbagai instansi turut hadir memberikan penghormatan, termasuk Ketua KONI Kutim Rudi Hartono, Danlanal Sangatta Letkol Laut (P) Fajar Yuswantoro, Ketua PN Sangatta Henu Sistha Aditya, dan Kadistransnaker Roma Malau. Deretan piala diserahkan langsung oleh Bupati dan Forkopimda, disambut tepuk sorai dari tribun yang penuh.
Di sela momen penuh haru, beberapa atlet tampak memeluk pelatih mereka. Momen ini menjadi potret kecil tentang bagaimana olahraga bisa membentuk karakter, mengajarkan kegigihan, dan menanamkan nilai sportivitas sejak dini.


Kajari Cup 2025 bukan sekadar kompetisi. Ia adalah ruang tumbuh. Ruang bertemu dan ruang belajar. Ketika institusi penegak hukum seperti Kejaksaan mengambil peran dalam pembinaan olahraga, ketika pemerintah daerah turun langsung memberi dukungan nyata, maka pesan yang sampai ke masyarakat jelas, olahraga bukan urusan sekelompok elite, tapi milik bersama.
Dengan berakhirnya turnamen ini, gema semangat yang ditinggalkan tak berhenti di lapangan. Ia akan hidup di sekolah-sekolah, di lapangan-lapangan desa, di hati para atlet muda yang menyaksikan sendiri bahwa prestasi bisa diraih, asal ada kesempatan dan dukungan yang tak putus. Turnamen boleh selesai. Tapi tekad untuk membina, membesarkan, dan memajukan olahraga Kutim terus menyala. Sebab dari sini, mungkin akan lahir juara-juara nasional di masa depan. Dan semua itu, berawal dari panggung kecil bernama Kajari Cup. (kopi5/kopi13/kopi3)