SANGATTA — Di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutai Timur (Kutim) pada Senin (19/5/2025), ratusan mata tertuju kepada satu nama yang telah lama mengakar dalam gerakan kepemudaan daerah. Dia adapah H Mahyunadi, Wakil Bupati (Wabup) Kutim yang resmi menerima penghargaan “Bapak Pembangunan Pemuda” dari komunitas Pemuda Kutim Hebat. Gelar itu bukan sekadar simbolis, melainkan representasi nyata atas dedikasi panjang Mahyunadi dalam membina, memberdayakan, dan memperjuangkan kepentingan generasi muda di Kutim.
Penghargaan tersebut disematkan di tengah perhelatan Explore Potensi Desa Kutim 2025, sebuah acara tahunan yang menampilkan geliat desa, kreasi pemuda, serta upaya kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat dalam mengangkat potensi lokal. Suasana hari itu penuh semangat. Deretan kursi terisi oleh berbagai tokoh lintas sektor: pimpinan DPRD, unsur Forkopimda, kepala-kepala OPD, aktivis organisasi kepemudaan, mahasiswa, hingga pelajar SMA.
Ketua Pemuda Kutim Hebat Habibi, berdiri tegak di mimbar sebelum menyampaikan alasan di balik penganugerahan tersebut.
“Penghargaan ini adalah bentuk apresiasi tulus dari kami kepada sosok yang tidak hanya hadir di belakang meja birokrasi, tetapi juga turun langsung membina dan membimbing. Kami menyebutnya sebagai Bapak Pembangunan Pemuda karena komitmennya selama puluhan tahun dalam membentuk karakter dan masa depan generasi muda di Kutim,” ujar Habibi, disambut tepuk tangan meriah.
Nama Mahyunadi bukan nama asing di kalangan pemuda Kutim. Ia mengawali kiprah dari bawah sebagai Ketua DPD KNPI Kutim, kemudian aktif sebagai Ketua HIPMI, dan menjabat berbagai posisi strategis di organisasi kepemudaan lainnya. Perjalanan panjang itu tidak hanya meninggalkan jejak administratif, tetapi juga warisan program-program pemberdayaan yang terasa dampaknya hingga kini.
Di masa jabatannya sebagai Wakil Bupati, Mahyunadi mendorong realisasi berbagai inisiatif strategis. Seperti pelatihan wirausaha muda desa, penguatan karang taruna, hingga alokasi dana pemberdayaan pemuda dalam APBD. Ia dikenal aktif menghadiri diskusi dengan komunitas, menampung gagasan anak muda, dan membuka pintu-pintu kesempatan lewat kemitraan lintas sektor.
Mahyunadi dalam sambutannya merendah. Dia menegaskan menerima penghargaan ini bukan sebagai bentuk pencapaian pribadi, tetapi sebagai amanah. Pemuda adalah kekuatan utama dalam pembangunan, dia mengaku hanya memfasilitasi agar pemuda bisa maju dan mandiri.
“Kutai Timur butuh energi baru, ide-ide segar, dan keberanian untuk berubah, dan itu ada di tangan pemuda,” tuturnya.
Acara penghargaan tersebut juga dirangkai dengan lomba video vlog bertema desa, diikuti puluhan pemuda dari berbagai kecamatan. Mereka menampilkan kekayaan budaya lokal, UMKM, hingga kisah-kisah inspiratif dari pelosok Kutim. Kreativitas dan semangat para peserta menjadi cermin bahwa masa depan Kutim tengah tumbuh, dan tengah disemai.

Sementara para peserta memutar karya mereka di layar proyektor, para undangan menyimak dengan penuh perhatian. Sebuah momentum yang mengikat optimisme dan harapan bahwa pembangunan tidak hanya milik elite, tapi juga milik anak-anak muda yang berani bermimpi.
Penghargaan kepada Mahyunadi menandai satu babak baru. Apa itu? Pengakuan bahwa pemuda bukan sekadar objek pembangunan, melainkan subjek utama yang perlu diberdayakan. Di tangan mereka, arah kebijakan dapat diperkuat, wajah desa diperindah, dan masa depan daerah ditentukan.
Pemuda-pemuda Kutim, dengan gaya dan gagasan mereka yang segar, kini punya satu nama untuk diteladani. Seorang pemimpin yang tidak hanya berbicara tentang masa depan, tapi juga meletakkan fondasinya, Bapak Pemuda, Mahyunadi. (*/kopi3)