Beranda Kutai Timur 112 Warga Pulau Miang Nikmati Listrik 24 Jam – Berbiaya Murah, Fokus...

112 Warga Pulau Miang Nikmati Listrik 24 Jam – Berbiaya Murah, Fokus Daerah tidak Teraliri PLN

491 views
0

SANGATTA-Panas terik menyengat tidak memudarkan semangat dan kepedulian Bupati Kutai Timur (Kutim) Ismunandar melayani warganya yang tinggal pesisir terutama di daerah terluar seperti Pulau Miang Kecamatan Sangkulirang. Mengenakan topi hitam dan kemeja putih Ismunandar bergegas menaiki speedboat KPLP menempuh waktu sekitar 45 menit, Kamis (1/2).

Di Pulau Miang, kunjungan kerja orang nomor satu di Pemkab Kutim ini diterima Kepala Desa (Kades) setempat yaitu Majedi. Menyingkat waktu, Ismunandar yang didampingi Kabid PPKL Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Andi Palesangi menuju area pusat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terpusat 50 kWp. Berjalan kaki menempuh sekitar 800 meter melintasi perkampungan warga, sebuah areal seluas 15 x 10 meter terbangun PLTS hasil proposal pengajuan warga dengan bantuan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Ditemui selepas peninjauan solar cell komunal ini, Ismunandar mengutarakan Pemkab Kutim berkomitmen melayani masyarakat yang memang belum menikmati listrik siang malam. Nah, daerah yang tidak terjangkau oleh PLN ini, diberikan solusi dengan menggunakan solar cell dengan daya setrum dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau matahari.

“Ini sudah berjalan tiga bulan. Sudah melayani 112 kepala keluarga siang malam. Karena ini prosesnya pemerataan jadi dibagi 600 watt per rumah. Paling tidak ini sudah membantu warga Pulau Miang 24 jam menikmati listrik dengan biaya yang sangat rendah. Aktivitas warga pun dalam memanfaatkan kebutuhan listrik semakin terang benderang dan menggeliat,” tegasnya.

Ditambahkan Ismunandar, ini juga berkat dari kuasa Allah Swt yang telah memberikan cahaya energi buat warga yang tinggal terutama di lepas laut. Solar cell komunal ini yang jelas lebih efisien dan ramah lingkungan.
Penggunaannya ini tidak hanya untuk rumah perorangan, surya panel juga dapat digunakan dalam kawasan dan daerah terpencil, seperti sekolah yang kekurangan listrik.

“Minggu depan kita ada undangan pertemuan di Makassar dengan Kementerian ESDM lewat Direktorat Jenderal (Dirjen) Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) untuk mengecek apa-apa saja yang kurang dan perlu dibenahi sebagai contoh kepada daerah-daerah yang belum teraliri listrik PLN seperti Kecamatan Sandaran di wilayah pedalaman, ini menjadi perhatian. Jika ini bagus kedepannya, solar cell tidak menutup kemungkinan akan ditambah daya setrumnya,” jelasnya.

Sementara itu, Kades Pulau Miang Majedi mengutarakan diceritakan dirinya mengajukan proposal solar cell komunal pasalnya sebelum beralih ke solar cell, beban tinggi penggunaan listrik tenaga diesel lewat generator mengeluarkan biaya terlampau mahal berbanding terbalik dengan solar cell lewat biaya lebih terjangkau.

“Biasanya per bulan masyarakat dibebankan pembayaran listrik diesel sebesar Rp 150 Ribu namun dengan solar cell menggunakan tenaga surya cukup mengeluarkan Rp 30 Ribu,” katanya.

Majedi juga mengungkapkan masih ada persoalan pekerjaan rumah yaitu kendala saat ini di sektor pemeliharaan dan peningkatan daya setrum, contohnya warga yang memiliki TV tabung dan freezer atau kulkas tidak bisa menggunakan daya listrik kuat dalam jumlah besar untuk menyalakan, sebagian besar warga Pulau Miang bermata pencaharian sebagai nelayan.

“Jadi ini bermanfaat buat mereka untuk tempat menyimpan ikan dalam waktu lama. Usulan kedepan ya jelas ada penambahan daya watt listriknya diperbesar,” ungkapnya.

Senada, Kabid PPKL DLH Andi Palesangi juga berupaya mengakomodir usulan warga dengan penambahan daya listrik. Nanti saat pertemuan dengan Dirjen EBTKE untuk serah terima solar cell komunal diusulkan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

“Minggu depan di Makassar kita akan berdialog dengan Dirjen EBKTE pasa Kamis (8/2) mendatang, untuk proses dikawal oleh Bumdes bisa memudahkan koordinasi Pemkab Kutim dengan pemerintahan desa.

“Jika solar cell komunal dikelola oleh Bumdes merupakan bentuk penguatan terhadap pendayagunaan ekonomi lokal menjadi tulang punggung perekonomian guna mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan listrik,” tutupnya. (hms13)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini