Bupati H Ismunandar berjabat tangan dengan Camat Tajuddin (Foto: Irfan Humas)
SANGKULIRANG – Dihadapan 15 kepala desa (kades) yang tersebar di Sangkulirang, Bupati Kutim H Ismunandar saat membuka Musrenbang di kecamatan tersebut berpesan, bahwa Pemkab akan terus memperbaiki mekanisme musrenbang. Contohnya kata Ismu, bagaimana mendorong penyelesaian infrastruktur dasar seperti air bersih, listrik, kesehatan dan jalan.
“Sekian tahun, Sangkulirang mengandalkan air hujan sebagai kebutuhan hidup. Tahun ini Sangkulirang sudah akan masuk program sumber air bersih dikerjakan dari mata air gunung Sekerat. Saya sudah memerintahkan pelaksana tugas Direktur PDAM Suparjan. Saya juga mengimbau bantuan dana CSR para perusahaan dalam kontribusi air bersih, jika terealisasi saya salut itu artinya mereka peduli untuk kemajuan desa tempat mereka bekerja,” jelas Ismu saat membuka Musrenbang di Balai Pertemuan Umum (BPU) Kantor Camat Sangkulirang, Selasa (19/2/2018).
Ismu menambahkan tahun ini, dirinya akan kembali memperjuangkan listrik murah di Pulau Miang. Rencananya daya listriknya ditambah kekuatan 300 watt. Selanjutnya semua kebutuhan utama bisa terlayani dengan baik. Bergeser ke kesehatan, Sangkulirang juga sudah punya rumah sakit levelnya tidak lagi pratama tetapi menjadi rumah sakit umum daerah.
Untuk status desa di Sangkulirang terdapat 3 desa maju dan 12 sisanya masuk desa berkembang. Gunakan anggaran Desa Membangun (DM) sebesar Rp 1 Miliar perdesa untuk bisa menyelesaikan program dengan cepat, tidak harus menunggu. Perhatikan dengan seksama apa yang akan direncanakan dalam skala prioritas yang harus didahulukan, catat dan laporkan ke Bappeda.
“Mekanisme musrenbang ini mengembalikan proses musyawarah berjalan sesuai dengan alurnya. Saya ingatkan ke kades tidak ada ujuk ujuk (datang diam-diam) menyodorkan usulan ke Bappeda tidak berkoordinasi ke desa atau camat, ini bisa fatal jangan dilayani,” tegas Ismu.

Sementara itu, dari catatan Kepala Bappeda Edward Azran melaporkan total usulan anggaran di Sangkulirang mencapai Rp 162 Miliar dari 15 desa. Namun yang baru diverifikasi skala prioritas ada Rp 37 Miliar.
“Tidak ada masalah ataupun kaget. Ini rekor dalam jumlah besar sah-sah saja pasalnya karena kondisi sangkulirang warganya sudah urban modern dan sudah terbentuk mempunyai keunggulan. Namun, jika didalami kebutuhan nyata dan real bisa saja, akan tetapi harus melihat daerah lain karena porsi anggaran harus di bagi untuk semua di 18 kecamatan,” ujarnya.
Edward menambahkan sesuai dengan RPJMD, pilihan sudah mengena karena berfokus pada sistem terencana desa dan kecamatan.
“Hari ini kita mengambil usulan urgent prioritas. Stakeholder harus ikut bisa menyeimbangkan apa yang bisa diambil. Seharusnya perusahaan ikut campur dalam urusan pembangunan, karena kita dapat menikmatinya bersama. Air bersih sudah sejak Tahun 1999 kita rencanakan, nah tahun ini baru kolektif. Dulu kita menggunakan air tadah hujan, kedepan menggunakan air sumber bersih dari gunung sekerat,” tambah Edward. (hms13)