Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman dalam momen pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) Tahun 2021 secara virtual di Kantor Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kutim, Rabu (3/3/2021).Foto: Wahyu Yuli Artanto Pro Kutim
SANGATTA – Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman mengikuti pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) Tahun 2021 secara virtual di Kantor Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kutim, Rabu (3/3/2021). Rakornas yang diikuti oleh seluruh provinsi, kabupaten dan kota tersebut dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta.
Dalam kegiatan ini turut dihadiri Seskab Irawansyah, Asisten 1 Pemkesra Suko Buono, Asisten 2 Ekbang Suroto, Dandim 0909 Sangatta Letkol CZI Pabate, Kapolres Kutim AKBP Welly Djatmoko, Kepala PN Sangatta Yulianto Prafifto Utomo, Kasi Pidum Kejari Kutim Indra Rivani, Plt Kepala DPMD Kutim Rakhmat Rosadi dan Kepala BPBD Kutim Syafruddin beserta jajarannya.
Dalam kesempatan itu, Ardiansyah mengatakan bahwa kegiatan ini terkait perkembangan bencana yang terjadi di Indonesia melalui video kaleidoskop yang ada sementara ini.
“Presiden menekankan di setiap daerah harus ada langkah-langkah yang aplikatif. Karena Rakornas PB ini masih berlangsung hingga empat hari ke depan. Intinya Pemkab Kutim siap mengikuti arahan pusat,” jelasnya.

Selanjutnya arahan Presiden Jokowi yakni Indonesia dalam satu tahun terakhir tidak hanya menghadapi bencana alam, tetapi bencana non-alam, pandemi COVID-19.
“Dalam memerangi COVID-19, persoalan kesehatan dan ekonomi harus diselesaikan dalam waktu bersamaan. Bukan hanya skala nasional, melainkan juga skala global, lebih dari 215 negara mengalami hal yang sama yang mengharuskan kita bekerja cepat,” papar Ardiansyah.
Dijelaskannya lagi bahwa BPBD Kutim sampai dengan empat hari ke depan akan mengikuti Rakornas PB Tahun 2021 tersebut secara virtual yang di ikuti oleh seluruh kabupaten/kota se Indonesia.
Sementara Presieden Jokowi dalam sambutannya mengingatkan bahwa negara Indonesia adalah negara yang rawan terhadap bencana. Masuk (peringkat) 35 paling rawan risiko bencana di dunia. Dan, tadi Pak Doni Monardo, Kepala BNPB telah menyampaikan setahun kemarin saja kita menghadapi 3.253 bencana, per hari berarti kurang lebih sembilan bencana. Bukan sebuah angka yang kecil tapi cobaan, ujian, dan tantangan itu yang harus kita hadapi, baik bencana hidrometeorologi maupun bencana geologi.
Jokowi melihat kunci utama dalam mengurangi risiko adalah terletak pada aspek pencegahan dan mitigasi bencana. Diharapkannya harus mempersiapkan diri dengan antisipasi yang betul-betul terencana dengan baik, detail. Karena itu kebijakan nasional dan kebijakan daerah harus sensitif terhadap kerawanan bencana. (hms13/hms3)