Bupati Ardiansyah Sulaiman saat ditemui usai menghadiri Sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting (RAN PASTI) serta Sosialisasi Perpres Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis (TBC) di Hotel Mercure, Samarinda. Foto: Vian Pro Kutim
SANGATTA- Persoalan kesehatan harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak. Khususnya jajaran Pemkab Kutim di setiap OPD teknis. Karena masalah kesehatan berkaitan erat dengan kualitas SDM. Seperti penanggulangan Tuberculosis (TBC) dan penanganan Stunting. Yaitu kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan (HPK) anak.
“Sebagai komitmen terhadap dua hal tersebut, yakni TBC dan Stunting, Pemkab Kutim sudah menyusun regulasi berupa Perbup tentang penanggulangan TBC. Begitu juga dengan Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang akan mengatur teknik pelaksanaan di lapangan,” jelas Bupati Kutim H Ardiansyah Sulaiman, setelah menghadiri Sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting (RAN PASTI) serta Sosialisasi Perpres Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis (TBC) di Hotel Mercure, Samarinda, Kamis (31/3/2022).
Ardiansyah menegaskan, sebagai seorang bupati, tugasnya memanajerial OPD teknis agar serius mencermati hal ini. Karena SDM yang berkualitas sangat dipengaruhi dengan kondisi kesehatan seseorang. Khususnya Kepada Dinas (Kadis) Kesehatan serta Kadis Pengendalian Penduduk dan KB. Dua OPD tersebut harus betul-betul memperhatikan persoalan kesehatan itu.
“Jangan hanya sekadar program tetapi tidak serius dilakukan,” tegasnya.

Terkait stunting, untuk Kutim angka prevalensi masih cukup signifikan dibandingkan dengan nasional maupun regional Kaltim. Ini menjadi tantangan bagi Kutim untuk mempercepat penurunan stunting. Menurut Ardiansyah komitmen bersama menjadi kunci agar bisa optimal.
“Dalam kesempatan sosialisasi RAN PASTI tadi ada hal yang sangat menarik. Ternyata stunting itu bisa dicegah sejak awal perkawinan. Bagaimana pasangan harus memeriksa kesehatan masing-masing. Kemudian asupan nutrisi selama kehamilan serta kontrol secara periodik bagi ibu hamil. Serta pengasuhan 1000 hari pertama kelahiran,” ujarnya.
Khusus bagi anak anak yang terlanjur stunting, mengutip penjelasan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo, Bupati Ardiansyah menjelaskan bahwa stunting tidak bisa diobati tetapi dikoreksi, diterapi dan diarahkan sesuai dengan minat dan kemampuannya. Jadi intinya, bagi pasangan yang akan menikah diminta merencanakan dengan matang sejak awal.
“Agar dalam mengasuh anak bisa lebih baik. Sehingga tumbuh kembang anak bisa lebih optimal,” jelasnya. (kopi4/kopi3).