Kadis Ketahanan Pangan Kutim Sumarjana. (Foto Ronall J Warsa Pro Kutim).
SANGATTA – Dua tahun belakangan dunia sedang diliputi pandemi COVID-19. Kondisi tersebut membuat Pemkab Kutai Timur (Pemkab Kutim) bersama-sama masyarakat belajar memperkuat ketahanan pangan di daerah. Terlebih hal tersebut tidak saja menghajar sektor pertanian dan perkebunan, namun juga semua lini sektor kehidupan masyarakat.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sumarjana mengakui, dalam dua tahun terakhir pangan secara garis besar tetap tersedia untuk masyarakat. Walau memang pada kenyataannya harga pangan mengalami kenaikan yang tinggi.
“Harga pangan susah dikendalikan, walau barang-barang kebutuhan ada di pasaran atau kemudian bisa diatur substitusinya (pengganti, red). Seperti halnya daging sapi yang harganya mencapai Rp 150 ribu (per kilogram), maka dialihkan warga ke lauk berupa ayam, ikan, telur hingga tempe,” ujar mantan Kepala Bappeda Kutim tersebut.
Ia memastikan, menjadi tugas pemerintah untuk menghadirkan ketersediaan pangan dengan harga terjangkau bagi masyarakat. Sehingga penyusunan roadmap pengendalian inflasi daerah yang dilakukan pada Rabu (20/7/2022), di Ruang Ulin Sekretariat Kabupaten menjadi jalan yang amat berguna. Untuk masa sekarang dan masa mendatang.
“Secara garis besar untuk tahun 2022, kami di Dinas Ketahanan Pangan memiliki 9 program dengan 14 kegiatan dan 42 sub kegiatan. Dengan indikator-indikator kegiatan yang tertuju dengan jelas,” tegas ASN senior di Kutim ini.
Sumarjana menambahkan, ke depan tidak saja ketersedian dan ketahanan pangan yang dijaga. Namun mengamankan ketersedian barang secara luas. Mengingat itu juga akan berdampak pada harga pangan di Kutim. (kopi5/kopi3)
