Beranda Kutai Timur Menilik Proses Produksi Air Bersih Perumdam TTB Kutim – Layani Sepenuh Hati,...

Menilik Proses Produksi Air Bersih Perumdam TTB Kutim – Layani Sepenuh Hati, Target 2024 Semua Desa Terlayani

131 views
0

Pipa Intake IPA Kabo. Foto: Vian Pro Kutim

SANGATTA- Pastinya banyak di antara kita yang tidak mengetahui dan menyangka bahwa proses pengolahan air baku Sungai Sangatta, menjadi air bersih yang layak dikonsumsi bagi masyarakat. Ternyata aslinya membutuhkan proses yang cukup panjang dengan perhitungan yang akurat meliputi berbagai aspek. Sehubungan hal tersebut, jajaran Perumdam Tirta Tuah Benua Kutai Timur (TTB Kutim) mengajak para awak media ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kabo Jaya pada Rabu (14/12/2022). Tujuannya tak lain mempresentasikan siklus produksi air bersih yang dikelola pihak perusahaan “plat merah” tersebut sebelum pendistribusian. Sehingga khalayak ramai mengetahui, bahwa membuat air baku yang belum bersih menjadi layak konsumsi bukanlah aksi sulap sesaat.

Gambaran umum tahapannya, dimulai dari pengambilan air baku melalui pompa intake di bibir Sungai Sangatta, kemudian dialirkan ke kolam pra sedimentasi atau transmisi air baku. Lantas berlanjut masuk ke proses koagulasi dan flokulasi. Proses apakah itu? Yakni penambahan zat kimia, selanjutnya sedimentasi dilanjutkan filtrasi ke instalasi pengolahan air bersih.

“Lalu dilanjutkan pemberian disinfektan untuk menghilangkan kuman menuju ke reservoir dan selanjutnya ke jaringan distribusi,” jelas Direktur Utama Perumdam Tirta Tuah Benua Kutai Timur (TTB Kutim), Suparjan.

Suparjan yang dulunya merupakan SDM teknis di Perumdam TTB Kutim menjelaskan bahwa ada tiga komponen utama yang harus diperhatikan dalam proses pengolahan air bersih. Yaitu kualitas air, kuantitas serta kontinuitas pasokan ke masyarakat. Tiga unsur tersebut menjadi bagian yang tak bisa berdiri sendiri, karena saling mempengaruhi satu sama lainnya. Contohnya jika unsur kualitas dan kuantitas sudah terpenuhi, tetapi kontinuitas dari produksi terhambat maka akan bermasalah. Demikian juga sebaliknya, jika kontinuitas terus terjamin, tetapi kualitas air yang dihasilkan turun, tentu juga bermasalah.

“Ketiga komponen ini tidak bisa ditawar-tawar. Semua harus dalam posisi optimal,” terang Suparjan dengan logat Jawa kentalnya.

Dalam memimpin Perumdam TTB Kutim, Suparjan bertekad menyediakan layanan air bersih bagi masyarakat dalam situasi dan kondisi sesulit apa pun. Pengalaman banjir yang terjadi pada Maret 2022 lalu menjadi pelajaran yang sangat berharga. Saat itu posisi pompa intake di bibir sungai terendam selama 16 jam dan menggenangi instalasi listrik dengan risiko tinggi jika saat itu dioperasikan. Itulah sebabnya Perumdam TTB Kutim membangun pompa intake yang baru di lokasi yang strategis. Tak hanya itu, program selanjutnya adalah merelokasi gardu listrik ke posisi yang aman. Sehingga bisa tetap beroperasi saat terjadi banjir.

“Walaupun terjadi banjir diharapkan IPA Kabo tetap berproduksi bagi kebutuhan masyarakat,” ujar Suparjan yang mengenakan rompi kerja Perumdam warna biru.

Dia menegaskan sebagai bentuk pelayanan sepenu hati, mengusung komitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan memenuhi standar jangkauan pelayanan air bersih, kepada masyarakat perkotaan dan pedesaan di seluruh Kutim. Saat ini, katanya, Perumda TTB Kutim telah melayani 57 desa di 18 kecamatan. Dengan jangkauan 80 persen untuk wilayah perkotaan dan 60 persen wilayah pedesaan.

“Targetnya pada 2024 semua desa di Kutim sudah terlayani air bersih,” tutupnya. (kopi4/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini