Beranda Kutai Timur Batik Wakaroros Kutai Timur, Budaya Lokal yang Siap Mendunia

Batik Wakaroros Kutai Timur, Budaya Lokal yang Siap Mendunia

507 views
0

Siswa saat Melukis Batik Wakaroros dalam rangka Pemecahan Rekor MURI. Foto: Nasruddin/Pro Kutim.

SANGATTA- Kutai Timur kembali menunjukkan eksistensinya di ranah budaya dengan menggelar “Festival Magic Land Kutai Timur 2024,” yang menjadi wadah bagi pelajar untuk mengekspresikan kreativitas sekaligus mengenalkan kekayaan budaya lokal. Puncaknya adalah usaha pemecahan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) dalam kategori melukis batik Wakaroros terbanyak, batik khas Kutim yang berasal dari suku Dayak Basap. Kegiatan yang diadakan pada Selasa (29/10/2024) di Kawasan Polder Ilham Maulana, Sangatta, ini sekaligus memperingati Hari Ulang Tahun ke-25 Kabupaten Kutai Timur.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim Mulyono, yang turut hadir dalam acara tersebut, menjelaskan bahwa motif Wakaroros merupakan simbol dari budaya asli Kutim yang kini mendunia.

“Ya, batik ini merupakan batik khas dan asli Kabupaten Kutai Timur dari Suku Dayak Basap, dan dengan kegiatan ini kita mengenalkan budaya kita,” tutur Mulyono.

Tak hanya sekadar mengenalkan, batik Wakaroros telah menjadi representasi Kutim di kancah internasional.

“Jangan salah, batik Wakaroros khas Kutim ini sudah pernah tampil dalam event nasional bahkan sudah tampil di Amerika juga, jadi ini bukti bahwa budaya kita bisa go internasional,” imbuh Mulyono.

Melalui Festival Magic Land ini, pihaknya berharap dapat menginspirasi lebih banyak anak muda untuk mencintai dan melestarikan budaya lokal.

Festival ini bukan sekadar acara seremonial, melainkan juga ruang bagi para pelajar untuk mengasah bakat seni mereka, khususnya dalam bidang seni batik. Dalam kesempatan ini, ratusan siswa dari berbagai sekolah di Kutim berpartisipasi dengan penuh semangat, mengekspresikan kebanggaan mereka terhadap motif batik Wakaroros yang sarat makna. Motif batik ini terinspirasi dari ukiran kayu Dayak Basap, dengan corak Akar Oros dan Tanaman Paku yang melambangkan keunikan alam Kutim. Mulyono menambahkan bahwa ke depan, tak hanya batik Wakaroros yang diharapkan bisa meraih pengakuan nasional maupun internasional, tetapi juga berbagai bentuk kebudayaan lain yang mencerminkan kekayaan budaya Kutim.

Pembukaan acara oleh Penjabat (Pj) Bupati Kutim, HM Agus Hari Kesuma, semakin memeriahkan suasana. Agus menyampaikan apresiasi atas antusiasme masyarakat yang begitu besar dalam melestarikan kebudayaan daerah.

“Antusiasme masyarakat, terutama para pelajar, adalah bukti nyata bahwa generasi muda kita memiliki kepedulian tinggi terhadap budaya lokal. Inilah kekuatan kita untuk menjaga dan memperkenalkan warisan budaya Kutim,” ujarnya.

Festival Magic Land Kutim 2024 tak hanya berhasil menarik perhatian masyarakat lokal tetapi juga berpotensi menjadi daya tarik wisata budaya. Agus berharap bahwa kegiatan ini bisa berlanjut di tahun-tahun mendatang dan menjadi event tahunan yang ditunggu-tunggu.

“Dengan adanya rekor MURI, kita tidak hanya meraih prestasi, tetapi juga memperluas publikasi budaya Kutim di kancah nasional bahkan internasional,” pungkasnya.

Batik Wakaroros dari Kutim kini bukan sekadar karya seni, melainkan lambang kebanggaan dan identitas budaya yang siap mendunia. (kopi14/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini