Beranda Kutai Timur Sinergi Sehat Transformasi Kuat – Rakor Kesmas Dinkes Kutim, Integrasi Layanan dan...

Sinergi Sehat Transformasi Kuat – Rakor Kesmas Dinkes Kutim, Integrasi Layanan dan Revitalisasi Posyandu

44 views
0

Asisten Pemkesra Poniso Suryo Renggono saat buka Rakor Bidang Kesmas. Foto : Nasruddin/Pro Kutim

SAMARINDA — Di tengah tantangan pembangunan kesehatan yang semakin kompleks, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) kembali mengambil langkah strategis. Selasa pagi (29/4/2025), bertempat di Meeting Room Hotel Harris Samarinda, Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) resmi digelar, dibuka oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Sekretariat Kabupaten Kutim, Poniso Suryo Renggono, yang mewakili Bupati Kutim.

Rakor ini menjadi momentum penting untuk memperkuat arah pembangunan sektor kesehatan, sejalan dengan enam pilar transformasi sistem kesehatan nasional. Dalam sambutannya, Poniso menegaskan bahwa pelayanan kesehatan primer hingga rujukan harus diperkuat, dengan ketahanan kesehatan, pembiayaan berkelanjutan, SDM yang kompeten, serta pemanfaatan teknologi sebagai pondasi.

“Pelayanan kesehatan harus diberikan secara komprehensif dan terintegrasi, antar fasilitas primer seperti Puskesmas, Pustu, Poskesdes, hingga Posyandu dalam satu kluster kesehatan,” ujar Poniso mantap.

Tidak hanya bicara integrasi layanan, Poniso juga mengangkat pentingnya transformasi peran Posyandu. Dengan terbitnya Permendagri Nomor 13 Tahun 2024 tentang Pos Pelayanan Terpadu, Posyandu kini tidak hanya fokus pada layanan kesehatan semata, melainkan turut bergerak di lima bidang lainnya: pendidikan, pekerjaan umum, perumahan rakyat, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, serta bidang sosial.

“Penguatan Posyandu kini menjadi lebih kompleks, memerlukan koordinasi lebih solid dalam layanan, kelembagaan, pembinaan hingga pengawasan,” tambahnya.

Ia juga menekankan, revitalisasi Posyandu harus menjadi gerakan bersama, mengingat lembaga ini merupakan ujung tombak partisipasi masyarakat di desa dan kelurahan.

Selain sambutan dari Poniso, Rakor juga menjadi ruang refleksi bagi insan kesehatan di Kutim. Kepala Dinas Kesehatan Kutim, Bahrani, dalam paparannya, menyoroti prioritas utama pembangunan kesehatan. Penurunan angka kematian ibu dan bayi, serta percepatan penanganan stunting yang hingga kini masih menjadi tantangan nasional.

“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Penanganan masalah kesehatan harus dilakukan bersama-sama, lintas sektor, dengan semangat kolaboratif,” tegas Bahrani di hadapan para peserta.

Rakor kali ini terasa lebih emosional, tatkala Bahrani, yang telah mengabdi lebih dari delapan tahun di lingkup Dinkes Kutim, berpamitan kepada para kolega. Mulai 1 Agustus 2025, ia akan memasuki masa purna tugas. Dalam suasana penuh keharuan, ia menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf atas segala kekhilafan.

“Terima kasih atas semua kerja sama yang luar biasa. Salam sehat untuk kita semua,” ucapnya, disambut tepuk tangan para peserta.

Dalam laporan pembukaannya, Kepala Bidang Kesmas Dinkes Kutim, Irma Aryani, menjelaskan bahwa Rakor berlangsung selama tiga hari, dari 28 hingga 30 April 2025. Seluruh Kepala Puskesmas, Camat, dan stakeholder terkait turut hadir. Narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur serta Kementerian Dalam Negeri dihadirkan untuk memberikan pembinaan dan sosialisasi terkait penguatan layanan primer dan revitalisasi Posyandu.

“Melalui Rakor ini, kita ingin mendorong integrasi layanan primer dan memperkuat intervensi gizi, termasuk pemberian makanan tambahan lokal, untuk menekan angka stunting di Kutim,” jelas Irma.

Agenda ini juga bertujuan untuk menyamakan persepsi dalam merespons dinamika regulasi baru, serta mengevaluasi capaian program kesehatan selama satu tahun terakhir.

Sinergi yang terbangun dalam Rakor ini menjadi modal berharga untuk mempercepat target-target kesehatan nasional, termasuk membangun masyarakat Kutim yang lebih sehat, mandiri, dan sejahtera. Dalam konteks yang lebih luas, Rakor ini menegaskan bahwa transformasi kesehatan tidak bisa hanya sebatas slogan. Ia harus menjadi gerakan nyata yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dari kota hingga pelosok desa.

Dengan integrasi layanan, kolaborasi lintas sektor, dan semangat kebersamaan, Kutim mengukir langkah baru dalam sejarah pembangunan kesehatannya. Sebuah perjalanan panjang, yang dimulai dari ruang rapat di sebuah hotel di Samarinda, namun bermuara pada cita-cita besar. Yakni kesehatan yang adil, merata, dan berkelanjutan bagi semua. (kopi14/kopi13/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini