Beranda Kutai Timur Dewan Hakim Nasional MTQ Kaltim Uji Kompetensi Tahfidz 30 Juz dan Tafsir...

Dewan Hakim Nasional MTQ Kaltim Uji Kompetensi Tahfidz 30 Juz dan Tafsir Bahasa Arab dengan Penilaian Berlapis

67 views
0

SANGATTA — Ketelitian bukan sekadar tuntutan, melainkan keharusan dalam cabang musabaqah Tahfidz Al-Qur’an 30 Juz dan Tafsir Bahasa Arab pada Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-45 tingkat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Digelar di Arena 6, Aula KPU Kutai Timur (Kutim) sejak 14 Juli 2025, cabang ini menjadi salah satu yang paling ketat pengujiannya. Para qori dan qoriah dari berbagai daerah di Kaltim diuji bukan hanya hafalannya, tetapi juga pemahaman mendalam terhadap struktur dan makna ayat suci, dalam bahasa Arab yang fasih dan berkaidah.

Ketua Majelis Dewan Hakim Nasional Cabang Tahfidz 30 Juz dan Tafsir Bahasa Arab, Zamakhsyari Abdul Majid, menyampaikan bahwa sebanyak sepuluh dewan hakim dilibatkan dalam proses penilaian, masing-masing membawa spesialisasi dalam ilmu tajwid, fashahah, dan tafsir.

“Mereka menilai mulai dari fashahah, ahkamul waqf wal ibtida, suara, lagu dan variasi, tamammul haraqoh hingga tawaqquf tam,” ujar Zamakhsyari di sela-sela kegiatan lomba.

Tak hanya soal kefasihan melafalkan ayat, aspek kesalahan bacaan menjadi titik perhatian utama. Kesalahan seperti sabq al-lisan (terburu-buru dalam ucapan), ziyadatul huruf (penambahan huruf), dan tabdilul huruf (penggantian huruf) dapat berpengaruh besar terhadap nilai akhir.

“Kami juga menilai dari sisi tajwid seperti mahharijul huruf, shifatul huruf, mad wal qashr, serta tawaqquf tam,” jelasnya lagi.

Meski idealnya jumlah hakim berjumlah 12 orang, pada praktiknya beberapa tugas dirangkap sehingga total yang aktif menilai hanya sepuluh. Salah satu di antaranya ditugaskan khusus sebagai dewan penanya dalam sesi tafsir.

“Semua dewan hakim memiliki tugas dan fungsi masing-masing sesuai keahlian di bidangnya,” tambahnya.

Ketatnya penilaian ini tidak menyurutkan semangat peserta. Sebaliknya, menurut Zamakhsyari, justru memunculkan kualitas hafalan dan pemahaman Al-Qur’an yang sangat menggembirakan. Ia mengakui bahwa sebagian peserta tampil luar biasa, meskipun ada pula yang belum maksimal.

“Itu hal yang wajar, apalagi saat ini suasananya sudah masuk ke tahap final. Tapi secara umum kemampuan mereka luar biasa,” ujarnya.

Zamakhsyari menyebut para peserta memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat nasional bahkan internasional. Ia menyebut Kutim telah terbukti mencetak qori dan qoriah unggul yang mampu berbicara di panggung dunia.

“Kami optimis anak-anak ini bisa bersaing hingga tingkat nasional bahkan internasional. Ini sudah terbukti, qori-qoriah dari Kutim pernah menjuarai ajang nasional dan internasional,” tegasnya.

Lebih dari sekadar kemampuan teknis, semangat peserta dinilai sebagai nilai paling berharga dalam lomba ini. Dedikasi mereka dalam menghafal dan memahami Al-Qur’an menjadi cerminan kesungguhan generasi muda dalam menegakkan syiar Islam.

“Yang paling membanggakan adalah semangat mereka yang begitu tinggi untuk belajar dan mengamalkan isi Al-Qur’an. Itu yang menjadi nilai utama dari ajang ini,” katanya.

Zamakhsyari berharap agar pembinaan di bidang tahfidz dan penguasaan bahasa Arab semakin ditingkatkan ke depan. Menurutnya, bibit unggul ini perlu terus dibimbing agar menjadi garda terdepan dalam dakwah Al-Qur’an.

“Kami harapkan penguasaan hafalan dan bahasa Arab peserta lebih diasah lagi. Ini aset luar biasa bagi masa depan, khususnya di bidang Tahfidz Al-Qur’an 30 Juz,” pungkasnya.

Musabaqah di Kutim tahun ini tak sekadar panggung lomba, tetapi juga ajang pengujian integritas dan ketekunan dalam menghafal dan memahami Al-Qur’an. Di balik lantunan ayat, tersembunyi kerja keras, disiplin, dan pengabdian pada nilai-nilai suci yang tak lekang oleh zaman. (kopi14/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini