Beranda Kutai Timur Mulyono dari Pak Lek Sayur Jadi Kadisdik, Kekuatan Rumput di Tanah Gersang

Mulyono dari Pak Lek Sayur Jadi Kadisdik, Kekuatan Rumput di Tanah Gersang

42 views
0

Mulyono saat memberikan motivasi kepada siswa di Talk Show. Foto: Nasruddin/Pro Kutim

​SANGATTA – Kepala Disdikbud Kutim, Mulyono, menggunakan sesi sambutannya dalam Talk Show Hari Santri untuk membagikan kisah hidupnya yang inspiratif, memberikan motivasi langsung kepada para santri MBS tentang pentingnya perjuangan dan pendidikan agama.

​Mulyono, yang berlatar belakang sebagai anak transmigran, membuka kisahnya dengan merunut jejak perjuangan keluarganya yang merupakan petani asli.

​“Sejatinya Mulyono itu adalah anak transmigran. Jadi orang tua saya adalah petani asli yang tahun 1974 ikut transmigrasi ke Banjarmasin,” ungkapnya.

Kehidupan semakin sulit ketika tahun 1982, saat ia berumur lima tahun, keluarganya pindah ke Tenggarong melalui jalur transmigrasi swakarsa mandiri yang kehidupannya lebih berat.

​Ia menceritakan bahwa kehidupan keluarga lima bersaudara itu dipenuhi dengan perjuangan. Ibunya harus menukar beras ke warung hanya untuk membayar SPP mereka.

​Perjuangan itu tidak hanya dilakukan orang tua. Mulyono sendiri turut berjuang sejak dini.

“Saya juga dulu SD sampai SMP juga jualan sayur. Bahkan sampai SMA pun saya masih jualan sayur keliling,” kenangnya.

​Karena pekerjaannya, ia dikenal di sekolah sebagai “Pak Lek Sayur” Pengalaman ini membuat dirinya kini tak pernah menawar harga saat membeli sayur di pasar.

“Karena saya dulu adalah mantan pedagang sayur. Jadi enggak usah ditanya, bagaimana Pak masa SMA-nya, masa-masa mudanya? Ya boleh dibilang tidak banyak memori,” ujarnya.

​Namun, perjuangan itu terbayar lunas. Setelah lulus SMA, ia berhasil masuk Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN). Kini, kelima saudaranya adalah sarjana dan Pegawai Negeri Sipil (PNS), bahkan tiga di antaranya sudah menduduki jabatan.

​“Orang tua saya itu betul-betul menjadi ratu,” ucap Mulyono bangga, meskipun ayahnya hanya sekolah SR dan ibunya lulusan kelas 3 SD. Ia bahkan sempat mengajak ibunya bertemu Bupati dan Gubernur, menjadikannya ‘jimat’ kesuksesan.

​Mulyono menekankan filosofi hidupnya yang didapat dari kesulitan.

“Rumput yang tumbuh di tanah yang gersang itu akarnya akan lebih kuat dibandingkan rumput yang tumbuh di tanah yang subur. Artinya, orang yang terbiasa ditempa dengan kesulitan dia akan lebih siap menghadapi hidup,” pesannya kepada para santri.(kopi14/kopi13/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini