Beranda Kutai Timur Seruan Bupati Kutim Hidupkan Lagi Tradisi Gerakan Jumat Bersih Lawan Sampah Plastik

Seruan Bupati Kutim Hidupkan Lagi Tradisi Gerakan Jumat Bersih Lawan Sampah Plastik

52 views
0

SANGATTA – Di tengah meningkatnya persoalan sampah plastik di daerah perkotaan dan pesisir, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) memilih kembali ke akar, menghidupkan semangat kolektif warga lewat gerakan sederhana namun berdampak luas, yakni Gerakan Jumat Bersih.

Seruan itu datang dari Bupati Kutim H Ardiansyah Sulaiman, usai meninjau lokasi pengolahan sampah terpadu satu pintu di belakang Pasar Induk Sangatta, yang kini tidak difungsikan lagi. Dia menyampaikan satu pesan inti, yaitu pengelolaan sampah bukan urusan elite birokrasi semata, namun menjadi tugas semua orang, dimulai dari rumah.

“Permasalahan sampah tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah. Ini tanggung jawab kita bersama. Mulailah dari lingkungan terkecil, dari rumah, dari RT kita masing-masing,” tegas Ardiansyah untuk peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kamis (5/6/2025) kali ini.

Pesan ini menjadi ajakan moral yang kuat, bahwa budaya hidup bersih bisa tumbuh kembali jika masyarakat diberikan ruang untuk bergerak, dan pemerintah hadir sebagai penyedia dukungan nyata.

Gerakan Jumat Bersih merupakan gerakan lama namun menjadi semangat baru. Karena sejatinya bukan hal baru bagi warga Kutim. Pada dekade sebelumnya, kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan melalui Gerakan Jumat Bersih menjadi rutinitas sosial yang mengakar hingga ke gang-gang kecil. Namun, perubahan gaya hidup, meningkatnya produksi sampah rumah tangga, dan melemahnya kepemimpinan RT di lapangan membuat semangat itu luntur.

Bupati melihat titik terang dari kebiasaan lama ini. Ia menekankan bahwa RT dan tokoh masyarakat lokal dapat menjadi “pengeras suara” dari kebijakan lingkungan yang sering kali redup di tengah kehidupan sehari-hari.

“RT dapat menjadi penggerak utama untuk membiasakan kembali hidup bersih dan sehat. Jangan hanya berharap warga berubah jika kita sendiri belum memberi contoh yang baik,” ujarnya.

Untuk mendukung itu, pemerintah daerah menyiapkan sarana pendukung seperti tempat sampah terpilah di lingkungan RT, pelatihan pengelolaan sampah mandiri, serta integrasi kegiatan lingkungan ke dalam Musyawarah Desa.

Pemerintah Kutim berharap peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia bukan menjadi panggung simbolik yang berakhir pada hari itu saja. Ardiansyah menekankan pentingnya menjadikan momentum ini sebagai titik balik menuju sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi, dari hulu ke hilir, dari kesadaran individu hingga intervensi kebijakan daerah.

Untuk itu, selain menghidupkan kembali Gerakan Jumat Bersih, Kutim juga berkomitmen menata ulang sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah, memperkuat bank sampah di kelurahan dan desa, serta mendukung kegiatan ekonomi sirkular berbasis daur ulang.

“Kami ingin ini menjadi gerakan lintas generasi. Agar anak-anak kita kelak tidak mewarisi tumpukan sampah, tetapi budaya peduli lingkungan yang kuat,” ujar Ardiansyah.

Kutim, sebagai daerah dengan tutupan hutan tropis yang luas, menyimpan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem regional di Kalimantan Timur. Namun, ancaman terhadap lingkungan bukan hanya berasal dari pembalakan atau pertambangan ilegal, melainkan juga dari kelalaian sehari-hari. Apa itu? Plastik yang dibuang sembarangan, parit yang tersumbat, dan kebiasaan buruk membakar sampah.

Lewat Gerakan Jumat Bersih, Pemkab Kutim mencoba mengajukan satu solusi lama yang masih relevan hari ini. Sebuah ajakan untuk kembali memungut, menyapu, memilah, dan mengelola bersama-sama. Sebab menjaga bumi bukanlah perkara teknologi canggih, tetapi tentang keinginan untuk berubah dari hal yang paling sederhana, dari rumah sendiri. (kopi4/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini