Kepala Dinas Kesehatan Kutim dr Bahrani. (Foto Jani Humas)
SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan pendapatan bagi tenaga kesehatan khususnya dokter, perawat dan bidan. Melalui Dinas Kesehatan Kutim telah menganggarkan sebesar Rp 11 miliyar untuk pembayaran Insentif tenaga honorer kesehatan pada 2020.
“Untuk tahun 2020 mendatang, kami sudah anggarkan Rp 11 milliar untuk membayar insentif TK2D,” ungkap Kepala Dinas Kutim dr Bahrani pada kegiatan Coffee Morning sekaligus Refleksi Akhir Tahun di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutim, Selasa (31/12/2019).
Dihadapan Bupati Kutim H Ismunandar, Wakil Bupati H Kasmidi Bulang, Sekretaris Kabupaten H Irawansyah, Asisten dan sejumlah pejabat maupun kepala OPD, Mantan Direktur RSUD Kudungga ini mengungkapakan Anggaran tersebut diperuntukan bagi TK2D tenaga medis yang bertugas di puskesmas dan rumah Sakit.
Salain itu, Bahrani mengungkapkan saat ini Pemkab masih membutuhkan tenaga kesehatan untuk mengisi tenaga medis di rumah sakit maupun Puskesmas di Kutim.
“Saat ini tenaga kesehatan di Kutim juga masih kurang seperti dokter umum, dokter gigi, tenaga gizi dan farmasi. Belum lagi yang keluar untuk melanjutkan jenjang pendidikan. Kalau dizinkan perawat serta tenaga medisnya bisa ditambah lagi,” tutur Bahrani.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Kutim H Ismunandar mengintruksikan kepada Sekretaris Kabupaten H Irawansyah mengkaji besaran honor insentif untuk tenaga medis dan perawat. Ia meminta untuk tenaga honor dokter lebih ditingkatkan, agar berminat untuk mengabdi di Kutim.
“Kalau memungkinkan anggaran kita cukup kita tingkatkan. Karena ini pelayanan, agar tenaga kesehatan kita betah dan banyak yang mau,” tegasnya.
Agar betah mengabdi, orang nomor satu di Kutim itu juga meminta agar memberikan reward kepada tenaga medis tersebut.
“Jadi tolong dikaji mudah-mudahan kita bisa merekrut kebutuhan tenaga medis ini,” ucap Ismu. (hms10)