Beranda Kutai Timur Ardiansyah Ajak Bunda PAUD Se Kutim dan Hipmapaudi Kolaborasi – Ciptakan Hal-Hal...

Ardiansyah Ajak Bunda PAUD Se Kutim dan Hipmapaudi Kolaborasi – Ciptakan Hal-Hal Terbaik Bagi Anak-Anak

252 views
5

Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman memberikan sambutan. (Wahyu Pro Kutim)

SANGATTA- 18 Bunda PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) kecamatan Se Kutim dan 9 PC Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) dikukuhkan di ruang Akasia, GSG Bukit Pelangi, Kamis (13/1/2022). Acara pengukuhan dihadiri Bupati KutimArdiansyah Sulaiman dan undangan lainnya.

Pengukuhan 18 bunda PAUD kecamatan periode 2021-2024 dilakukan oleh Bunda Paud Kutim Hj Siti Robiah. Berdasarkan SK Bupati Kutim, nomor : 420/K.813/2021, tentang penetapan pengurus Bunda PAUD Kecamatan dan Bunda PAUD Desa Se Kabupaten Kutim Periode tahun 2021-2024. Sementara itu 9 PC Himpaudi dikukuhakn Ketua Himpaudi Kutim Nasimul Husniyah. Berdasarkan surat keputusan pengurus daerah Himpaudi, Nomor : 041, 042, 043, 044, 045, 046, 047, 048, 049/PD-HIMPAUDI/KUTIM/1/2020. Tentang pengangkatan/pengesahan/pelantikan pengurus Himpaudi Kecamatan Muara Bengkal, Telen. Busang, Sandaran, Muara Ancalong, Muara Wahau, Kongbeng, Batu Ampar dan Long Mesangat masa bakti 2019-2023.

Pada kesempatan itu, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman mengutarakan guru terbaik adalah guru Paud. Karena tidak semua guru bisa mengajarkan pendidikan anak usia dini. Banyak hal yang dirangkul menjadi satu untuk memberikan ilmu kepada anak-anak. Kuncinya dari semua itu adalah kesabaran menghadapi anak-anak usia dini. Oleh karena itu, pemerintah mengapresiasi bapak ibu guru yang mengajar Paud di kecamatan dan desa.

“Saya apresiasi Bunda Paud dan pengurus Himpaudi yang bersemangat untuk menjadikan Paud ini salah satu objek dan perhatian khusus dalam bidang pendidikan,” ucap Ardiansyah.

Di sisi lain, Bupati juga mengakui sarana dan prasarana untuk Paud dirasa masih sangat kurang. Mulai gedung sekolah dan fasilitas lainnya. Maka dari itu ia berpesan kepada Bunda Paud kecamatan dan Himpaudi yang baru dikukuhkan agar berkolaborasi. Kemudian menciptakan hal-hal terbaik untuk anak-anak Kutim.

“Kolaborasi dengan stakeholder dalam menjalankan program-program Paud. Maksimalkan kreasi, baik dalam dukungan dan kegiatan,” pinta orang nomor satu di Pemkab itu.

Acara itu, dihadiri Asisten Ekobang Suroto, beberapa kadis, para camat, unsur Forkopimda diantaranya Ketua DPRD Joni, Dandim 0909 Kutim Letkol Czi Heru Aprianto, Danlanal Sangatta Letkol I Komang Nurhadi dan Kapolres Kutim AKBP Welly Djatmoko serta undangan lainnya. kegiatan digelar dengan protokol kesehatan COVID-19.

Sebelumnya, Bunda PAUD Kutim Ny Hj Siti Robiah berpesan kepada semua yang baru dikukuhkan, agar segera menyusun program kerja dan membentuk pokja Bunda PAUD Desa disertai pengukuhannya. Bergandengan dengan unsur terkait mendorong terlaksananya program. Melalui 1 lembaga PAUD satu desa dan satu tahun menempuh pendidikan di PAUD sebelum memasuki sekolah dasar.

“Bunda PAUD kecamatan mempunyai peran mendorong partisipasi dan peran masyarakat dalam mendukung pembinaan, penyelenggaran dan layanan PAUD berkualitas,” jelas Siti Robiah yang juga menjabat Ketua TP-PKK Kutim.

Sementara itu, Ketua Himpaudi Kutim Nasimul Husniyah berharap kepada seluruh pengurus kecamatan yang telah dikukuhkan, agar lebih bersemangat dalam melakukan tugas-tugasnya. Memiliki pandangan apa saja yang perlu dilakukan hingga 4 tahun kedepan demi berlangsungnya roda organisasi

“Berikan manfaat yang maksimal untuk organisasi dan seluruh anggota. Dengan harapan Himpaudi kuat, guru PAUD hebat, insyaAllah Kutai Timur maju dan bermartabat,” tutupnya. (hms7/hms3)

5 KOMENTAR

  1. Menurut informasi bahwa Kutim sedang mengentaskan warga belajar putus sekolah tetapi disisi lain SKB sebagai lembaga yg kehadirannya menjadi ujung tombak mengentaskan buta aksara satu SKB akan ditutup dengan alasan TDK jelas tentu banyak hal yg akan dihadapi oleh lembag SKB tersebut pertama masalah GTK dan warga. Belajar yg sudah masuk di dapodik dan beberap lembaga PKBM dimandullan

  2. Menurut informasi bahwa Kutim sedang mengentaskan warga belajar putus sekolah tetapi disisi lain SKB sebagai lembaga yg kehadirannya menjadi ujung tombak mengentaskan buta aksara satu SKB akan ditutup dengan alasan TDK jelas tentu banyak hal yg akan dihadapi oleh lembag SKB tersebut pertama masalah GTK dan warga. Belajar yg sudah masuk di dapodik dan beberap lembaga PKBM dimandullan

  3. Sangat disayangkan kepemimpinan Junaidi (Kabid Paud dan PnFI) Disdik Kutim, sangat TDK bijaksana tindakannya kami warga belajar menyayangkan akan ditutupnya salah satu Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) penutupan lembaga tersebut TDK ada alasan yg mendasar disisi lain kehadiranya sangat diperlukan oleh warga masyarkat pertama Mengentaskan warga Putus Sekolah yg sudah terdaftar di Dapodik, kedua Keaksaraan fungsional (Dulu istilahnya Buta Aksara)
    Mungkin jika dibuat berita seperti ini…..
    Praktisis pendidikan nonformal menyayangkan akan ditutupnya lembaga pendidikan Nonformal Sanggar kegiatan belajar (SKB) oleh Bidang PAUD dan PNF Dinas pendidikan Kutim, menurutnya penutupan lembaga tersebut dengan alasan yg tidak jelas sementara kehadiran SKB ditengah masyarakat sangat diperlukan ‘”Kehadiran SKB ditengah masyarakat sangat diperlukan pertama menuntaskan wagrga putus sekolah, kedua pemberantasan buta aksara (Keaksaraan fungsional, jika lembaga tersebut itutup tentu tidak menyelesaikan masalh” tuturnya
    ditutup SKB justru akan menimbulkan masalah, warga belajar yang sudah terdaftar di Dapodik tidak dapat mengikuti ujian, kedua tenaga pendidiknya akan sulit karena didapodin sudah menginduk di skb yg mau dibularkan.
    “Kami saat ini sedang menyelenggarakan program keaksaraan fungsional (KF), jika SKB ditutup masyarakat yg dirugikan” tambahnya

  4. Meskipun Anda sebagai corong pemerintah sebaiknya bisa memilih dan memilah Junaidi Kabid PAUD dan PNF bahaya akan merugikan masyarakat TOLONG DONK HUMAS ‘
    DI KAB/Kota lain malah berlomba membentuk SKB baru Samarinda menjadi dua Kutai Kartanegara dari 3 menjadi 11 lembaga Kutim yaaaaaa payah

  5. Kami pengelola PKBM di Kutim tidak diberi ruang untuk bergerak dan merdeka tuk mengelola lembaga PKBM selama JUNAIDI menjabat Kabid PAUD dan PNF, kami disamkan dengan lembaga pemerintah agar warga masyarakat tidak boleh mengeluarkan dana dan kami pengurus PKBM diintimidasi tidak boleh memungut biaya sementara kami lembaga suwasta yg TDK pernah dapat dana dari pemerintah
    Bebrapa laporan yg kami dapat bahwa JUNAIDI itu org nya BIDOH TDK bisa bekerja yg saya heran KENAPA BUPATI KOK PERCAYA SAMA DIA
    INGAT TUNGGU SAJA KEHANCURAN PENDIDIKAN
    Sebagai wartawan ahumas cari bukti jika Junaidi itu tidak paham den ga n kerjanya tanya sama kepala seksinya
    Nanti jika kurang puas tulis diemail saya ya….

Tinggalkan Balasan ke Bukhori Batal membalas

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini