Momen Tasyakuran HUT Bhayangkara ke 79 Tahun 2025. Foto: Bagus Pro Kutim
SANGATTA- Dalam suasana khidmat dan penuh kebersamaan, peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di Kutai Timur (Kutim) menjadi momentum refleksi perjalanan panjang Korps Bhayangkara dalam melayani masyarakat. Dari nostalgia masa lalu hingga komitmen terhadap masa depan, tasyakuran ini menyulam kisah dedikasi kepolisian di daerah perbatasan.
Tepat pada Selasa pagi, (1/7/2025), Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutim berubah menjadi ruang yang sarat makna. Tasyakuran dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-79 bukan sekadar seremoni, melainkan menjadi panggung pertemuan lintas institusi untuk memperkuat semangat pengabdian kepada rakyat.
Mengusung tema “Polri untuk Masyarakat,” acara ini menghadirkan para pemangku kebijakan daerah. Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, Kapolres AKBP Chandra Hermawan, serta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) lainnya. Dalam suasana akrab dan kekeluargaan, silaturahmi antarlembaga semakin menguat, mencerminkan sinergi yang selama ini terbangun dalam menjaga stabilitas wilayah.

Dalam sambutannya, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman tak sekadar mengucapkan selamat. Ia membuka lembaran ingatan tentang masa awal pembentukan Polres Kutim. Tahun 2002, ia pernah menjadi saksi mata peristiwa perampokan di jalur Sangatta-Bengalon.
“Dulu saat akan kunjungan ke Sangkulirang, saya melihat dengan kedua mata saya ada mobil box yang dirampok oleh gerombolan bersenjata. Saya langsung telepon pak Kapolres, besoknya perampok-perampok itu sudah tertangkap,” kenangnya, merujuk pada kepemimpinan Kapolres pertama Kutim, Supriyanto.

Kisah itu menjadi refleksi atas kecepatan dan keberanian aparat di masa lalu, sekaligus simbol kontinuitas semangat pelayanan kepolisian hingga hari ini.
Sementara itu, Kapolres AKBP Chandra Hermawan dalam pidatonya menekankan pentingnya peran seluruh anggota, termasuk keluarga besar kepolisian, dalam mendukung tugas-tugas Bhayangkara. Ia menyampaikan penghargaan atas dedikasi personel serta memaparkan arah kebijakan institusi ke depan.

“Kami akan terus menjalankan program strategis, termasuk rencana pendirian Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan program penanaman satu juta hektare jagung yang dicanangkan oleh Polri,” ungkapnya.
Ia juga menyinggung Astacita, delapan cita-cita reformasi Polri yang menjadi acuan kerja di seluruh jajaran, sebagaimana ditekankan Kapolri. Tak hanya penuh pesan, tasyakuran ini juga dibalut suasana kebersamaan. Tradisi pemotongan kue dan tumpeng sebagai wujud syukur, serta pembagian hadiah kepada para pemenang lomba memperkaya suasana. Lomba-lomba tersebut telah digelar sebelumnya. Mulai dari kebersihan asrama, Satkamling, video kreatif, Peraturan Baris Berbaris (PBB), bulutangkis, menembak, hingga ketahanan pangan.

Rangkaian acara ditutup dengan sesi ramah tamah dan foto bersama, mempererat tali silaturahmi antara jajaran Polres Kutim dan para pejabat daerah. Semangat sinergi antara kepolisian dan masyarakat pun terasa nyata, menghidupkan kembali misi utama Bhayangkara, hadir untuk rakyat.
Hari Bhayangkara ke-79 di Kutim bukan hanya perayaan simbolik. Ia menjadi penanda bahwa di balik seragam dan senjata. Ada dedikasi yang terus menyala untuk menjaga ketertiban, mengayomi masyarakat, dan menatap masa depan bersama. (kopi5/kopi3)