Suasana kegiatan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2023. Di Ruang Meranti, Sekretariat Kabupaten, Komplek Pusat Perkantoran Pemkab Kutim, di Bukit Pelangi, Sangatta. Foto: Fuji Pro Kutim
SANGATTA- Saat ini Kabupaten Kutai Timur (Kutim) sukses mengembangkan perkebunan kelapa sawit mencapai kurang lebih 700 ribu hektare. Tetapi nyatanya industri hilir dari produksi crude palm oil (CPO) belum digarap maksimal. Bahkan Kutim bisa dikatakan tertinggal satu langkah dengan Kota Bontang yang tak memiliki perkebunan kepala sawit namun punya pabrik produksi minyak goreng.
Melihat fakta tersebut, Bupati Kutim H Ardiansyah Sulaiman mengaku akan mendorong percepatan pembangunan dan pengelolaan industri hilir dari turunan kelapa sawit. Berupaya mempercepat operasional Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK). Membuka pintu seluas-luasnya kepada investor dan perusahaan yang ingin mengembangkan industri hilir, di kawasan industri terpadu yang berada di Kecamatan Kaliorang tersebut.
“Saya rencana (dalam waktu dekat) akan meninjau KEK MBTK. Bagaimana kesiapannya (terakhir), karena ternyata sudah ada perusahaan yang ingin melakukan bongkar muat (barang) di Maloy,” kata Ardiansyah Sulaiman saat pembukaan Musrenbang Kabupaten 2023 di Ruang Meranti, Sekretariat Kabupaten, Kamis (7/4/2022).
Dengan adanya percepatan pembangunan hilirisasi perkebunan kelapa sawit dan lainnya, diharapkan dapat meningkatkan sektor ekonomi di Kutim secara umum. Setidaknya dapat mengantisipasi apabila terjadi kelangkaan minyak goreng seperti yang terjadi beberapa waktu lalu. Tentunya juga dapat menekan disparitas terhadap barang-barang kebutuhan masyarakat.
“Untuk mewujudkan program tersebut, paling tepat adalah di KEK MBTK,” sebutnya dihadapan Wabup H Kasmidi Bulang, Ketua DPRD Kutim H Joni dan seluruh peserta musrenbang. (kopi3)
