Beranda Kutai Timur Paguyuban Kediri Joyoboyo Kutim Siap Berkontribusi Dalam Pembangunan

Paguyuban Kediri Joyoboyo Kutim Siap Berkontribusi Dalam Pembangunan

440 views
0

Jalannya kegiatan halal bi halal sekaligus syukuran Paguyuban Kediri Joyoboyo Kutim dihadiri Wakil Bupati Mahyunadi. Foto: Irfan/Pro Kutim

SANGATTA — Di tengah geliat pembangunan Kutai Timur (Kutim) yang terus melaju, secercah semangat dari akar budaya dan solidaritas sosial tumbuh kuat di Halaman Polder Ilham Maulana, Sabtu (12/4/2025) malam. Ratusan warga tumpah ruah dalam halal bihalal dan syukuran yang digelar Paguyuban Kediri Joyoboyo. Suasana akrab itu menjadi lebih dari sekadar silaturahmi. Ia menjelma panggung penguatan identitas, tekad pengentasan kemiskinan, dan bukti kolaborasi nyata dengan pemerintah.

Di balik semarak kuda lumping yang digelar malam itu, Ketua Umum Joyoboyo, Ahmad Syafii, menyampaikan pesan yang dalam. Paguyuban ini bukan sekadar penjaga seni tradisi. Lebih dari itu, ia adalah ruang pemberdayaan, tempat warga Kediri di perantauan menemukan rumah dan harapan.

“Paguyuban Joyoboyo bukan hanya tentang kuda lumping, tapi juga tentang upaya nyata dalam mengentaskan kemiskinan dan membina anggotanya agar lebih sejahtera,” ujar Syafii di hadapan tamu undangan dan anggota paguyuban yang mayoritas berprofesi sebagai petani, nelayan, hingga pelaku UMKM.

Syafii menyadari, di balik kemeriahan pentas budaya, masih banyak anggotanya yang berjuang di garis ekonomi bawah. Maka, selain pelestarian budaya, Joyoboyo juga memprioritaskan kegiatan pembinaan ekonomi agar para anggotanya bisa mandiri secara finansial. Ini termasuk pelatihan keterampilan, akses pasar, hingga kerja sama dengan lembaga keuangan lokal.

Paguyuban yang berdiri sejak lebih dari satu dekade lalu ini kini memiliki ratusan anggota yang tersebar di berbagai kecamatan di Kutim. Mereka tetap menjaga identitas Jawa Timur (Jatim) lewat kegiatan rutin. Seperti pengajian, pentas seni, hingga bakti sosial. Joyoboyo juga telah membentuk koperasi internal sebagai wadah ekonomi gotong royong, meskipun masih dalam tahap pengembangan.

Malam itu, Syafii juga mengumumkan partisipasi Joyoboyo dalam event nasional “1000 Barong” yang akan digelar di Kediri pada Juli 2025. Kegiatan itu akan melibatkan ribuan seniman dari berbagai daerah untuk menampilkan kekayaan budaya Jatim.

“Kami ingin mengharumkan nama Kutai Timur di tingkat nasional lewat ajang budaya ini. Besar harapan kami pemerintah bisa mendukung Joyoboyo agar bisa tampil maksimal di Kediri nanti,” ujar Syafii penuh harap.

Pemerintah Kabupaten Kutim pun tidak tinggal diam. Wakil Bupati Mahyunadi yang hadir malam itu menyampaikan apresiasi dan komitmen dukungan. Ia menyebut, peran aktif paguyuban seperti Joyoboyo adalah aset penting dalam menjaga kohesi sosial dan warisan budaya di daerah yang multietnis seperti Kutim.

“Kami pemerintah mengucapkan selamat dan terima kasih atas peran masyarakat Kutai Timur asal Kediri yang terus menjaga kekompakan. Insyaallah kami akan selalu mengayomi dan melindungi,” ucap Mahyunadi, disambut tepuk tangan hangat.

Mahyunadi juga menegaskan komitmen pemerintah untuk mendukung kegiatan budaya yang dilakukan warga, selama anggaran tersedia dan pelaksanaannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

“Selama anggaran tersedia, taat aturan negara, dan tidak melanggar hukum, kami pemerintah akan mendukung penuh kegiatan Joyoboyo. Kami berkomitmen untuk membesarkan paguyuban ini agar bisa menjadi contoh persatuan, kerukunan, dan ketenteraman di Kutim,” tegasnya.

Dalam acara yang penuh kehangatan itu, budaya dan kebersamaan seolah menyatu. Kuda lumping yang ditampilkan bukan hanya atraksi visual, tetapi simbol semangat yang tak pernah padam. Ia menjadi pengingat bahwa di balik tarian dan irama kendang, ada perjuangan, ada sejarah, dan ada mimpi bersama untuk sebuah kehidupan yang lebih baik. Dengan sinergi yang terjalin erat antara paguyuban dan pemerintah, Joyoboyo diyakini akan terus tumbuh menjadi pilar penting dalam penguatan budaya, ekonomi, dan persatuan warga Kutim. Tidak hanya menjaga warisan leluhur, tapi juga menjadi ruang kolaboratif dalam menjawab tantangan zaman. (kopi13/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini