Beranda Kutai Timur Jalan Manubar, Sandaran, hingga Tanjung Mangkalihat Bakal Terhubung – Bupati Pimpin Rapat...

Jalan Manubar, Sandaran, hingga Tanjung Mangkalihat Bakal Terhubung – Bupati Pimpin Rapat Fasilitasi Pembangunan Infrastruktur Pesisir

809 views
0

Jalannya Rapat Fasilitasi Pembangunan Jalan Tembus Sandaran-Tanjung Mangkalihat. Foto: Habibah/Pro Kutim

SANGATTA — Suatu pagi yang biasa di Ruang Arau, Kantor Bupati Kutai Timur (Kutim), berubah menjadi momentum penting yang bisa menandai lembar baru bagi warga desa-desa terjauh di Kecamatan Sandaran. Selasa (15/4/2025), Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman memimpin langsung rapat fasilitasi pembangunan jalan yang menghubungkan Desa Manubar, Sandaran, hingga Tanjung Mangkalihat. Bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan usaha strategis untuk membuka gerbang kemajuan di wilayah yang selama ini terisolasi.

Dalam rapat itu, hadir sejumlah figur penting yang selama ini menjadi tulang punggung kebijakan di Kutim. Di antaranya, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Kabupaten Poniso Suryo Renggono, Kepala Bappeda Noviari Noor, Plt Kepala Dinas PUPR Joni Abdi Setia, Anggota DPRD Kutim Ardiansyah, Plt Camat Sandaran Mulyadi, serta kepala desa dari yang menjadi target pembangunan.

Proyek ini bukan wacana kosong. Pemerintah Kabupaten Kutim telah menyusun rencana konkret untuk membuka badan jalan sepanjang 17,47 kilometer yang membelah jalur dari Desa Seliung ke Tanjung Mangkalihat. Jalur tersebut akan dibuka di atas Areal Penggunaan Lain (APL), wilayah yang secara legal dapat dimanfaatkan untuk pembangunan, sehingga tidak merusak kawasan hutan lindung yang menjadi penyangga ekologis Kalimantan Timur (Kaltim).

“Pembangunan jalan ini sangat strategis dalam membuka keterisolasian dua desa yang selama ini belum memiliki akses transportasi darat yang memadai,” kata Ardiansyah Sulaiman.

Pernyataan itu tidak berlebihan. Kecamatan Sandaran merupakan wilayah paling timur di Kutim, berbatasan langsung dengan Laut Sulawesi. Akses darat di sana terbatas, mayoritas penduduk hanya mengandalkan jalur laut atau jalan yang masih sulit dilalui kendaraan roda empat. Dengan adanya jalan ini, mobilitas warga akan meningkat drastis.

Tak hanya pemerintah, sektor swasta juga digandeng dalam proyek ini. Beberapa perusahaan yang beroperasi di Sandaran disebut telah menyatakan komitmennya untuk ikut mendukung pembangunan jalan tersebut, mulai dari penyediaan alat berat hingga tenaga kerja.

“Kami tidak bisa berjalan sendiri. Harus ada sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan perusahaan. Tanpa itu, pembangunan tidak akan menyentuh wilayah-wilayah terjauh seperti Sandaran,” lanjut Ardiansyah.

Semangat serupa juga digaungkan oleh Plt Camat Sandaran Mulyadi. Ia menegaskan bahwa proyek ini sudah lama dinanti oleh masyarakat. Bahkan, sejumlah desa sudah mulai mempersiapkan tenaga dan peralatan untuk mendukung percepatan pembangunan.

“Jalan ini bukan hanya memudahkan mobilitas warga, tapi juga akan menghidupkan ekonomi lokal dan mempermudah pelayanan pemerintah di desa,” kata Mulyadi penuh keyakinan.

Mulyadi menyebutkan bahwa akses jalan akan membuka peluang bagi warga menjual hasil pertanian dan perikanan ke kota dengan biaya lebih murah dan waktu lebih cepat. Selama ini, hasil bumi dari Sandaran seperti kelapa, ikan, dan hasil hutan non-kayu hanya dinikmati terbatas di tingkat lokal karena sulitnya distribusi.

Untuk tahap awal, pembangunan badan jalan akan dilakukan tahun ini. Sedangkan pengerasan jalan ditargetkan masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran berikutnya.

Plt Kepala Dinas PUPR Kutim Joni Abdi Setia memastikan bahwa desain jalan sudah disiapkan, tinggal menunggu finalisasi alokasi anggaran dan kelengkapan administrasi lahan.

Proyek ini juga diharapkan menjadi model pembangunan berbasis kolaborasi multipihak. Pemerintah desa, kecamatan, swasta, dan masyarakat sipil duduk bersama, bukan sekadar mendengar, tapi juga bergerak secara nyata di lapangan. Bukan tidak mungkin, pendekatan ini akan menjadi pola baru dalam percepatan pembangunan di wilayah 18 kecamatan lain yang juga menghadapi tantangan serupa.

Dalam skema besar pembangunan daerah, membuka jalan di wilayah terluar seperti Sandaran bukan hanya soal infrastruktur. Ia adalah jalan harapan. Jalan untuk layanan kesehatan yang lebih cepat. Jalan untuk pendidikan yang lebih layak. Jalan untuk menyatukan desa yang lama dipisahkan oleh semak dan sunyi.

Jika kelak jalan ini benar-benar selesai dan dilintasi, maka ia bukan sekadar aspal dan batu. Ia adalah bukti nyata bahwa daerah hadir, bukan hanya di pusat kekuasaan, tapi hingga ke pelosok hutan dan pesisir. (kopi10/kopi13/kopi3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini