SANTAP HIDANGAN BERBUKA: Suasana berbuka puasa di Masjid Agung Al Faruq cukup dipadati jamaah mulai anak-anak dan dewasa. (Foto: Irfan Humas)
SANGATTA- Pengurus Masjid Agung Al Faruq di kawasan Bukit Pelangi menyediakan hingga 6.000 paket makanan gratis setiap hari untuk berbuka puasa selama Bulan Ramadan 1440 H. Program sosial itu meneruskan tradisi yang sudah berlangsung pada tahun-tahun sebelumnya.

“Setiap hari (untuk menu buka puasa Ramadan), kami menyediakan 200 kotak terdiri dari 100 takjil dan 100 nasi kotak. Hasil sumbangan dari seluruh dinas (Organisasi Perangkat Daerah) dan pihak swasta,” kata Fitriyadi salah satu pengurus saat ditemui pada Kamis (9/5/2019).
Khusus OPD, sesuai jadwal setiap satu dinas bergiliran mendapatkan giliran memberikan bantuan paket makanan hingga di akhir ramadan selama 30 hari. Dia menuturkan, siapa pun bisa ikut menikmati takjil dan paket nasi yang disiapkan takmir masjid untuk berbuka puasa. Sejumlah makanan itu telah disiapkan dibeberapa meja. Makanan akan dibagikan beberapa menit sebelum azan Magrib berkumandang.
“Setelah jamaah masuk ke masjid lalu duduk di lantai yang sudah disediakan, sekitar jam setengah enam makanan dan takjil dibagikan. Untuk siapa pun, muslim atau bukan, puasa atau tidak, yang penting datang, pasti kami kasih,” ujarnya.

Pria yang juga atlet panjat tebing kontingen Kutim pada Porprov 2018 lalu itu mengungkapkan, jelang berbuka, suasana masjid memang ramai dikunjungi jamaah. Khususnya pada sore hari selama Bulan Ramadan. Mereka biasanya datang Pukul 16.00 Wita sore, puncaknya Pukul 17.00 Wita dan bersiap-siap untuk masuk.
Selama Ramadan, masjid termegah kebanggaan Kutim itu juga menyelenggarakan beberapa program. Di antaranya adalah ceramah sebelum buka puasa, tadarus dan salat tarawih dua gelombang.
“Salat Tarawih ada dua gelombang, yang pertama 11 rakaat, sedangkan yang kedua (lanjut sampai) 23 rakaat,” kata Fitri.
Masjid yang bisa memuat lebih dari 10 ribu jamaah itu juga membuka pintu bagi kaum muslim yang ingin beriktikaf selama Bulan Suci.
“Masjid terbuka untuk siapa saja yang mau iktikaf. Tetapi jangan iktikaf untuk malas-malasan. Bagi yang kerja, silakan bekerja,” tutupnya. (hms13)