Suprihanto Saat ditemui usai acara Gerakan Menuju 100 Smart City di Jakarta. (Wahyu Humas)
JAKARTA- Setelah selesai mengikuti kegiatan Gerakan Menuju 100 Smart City mendampingi Bupati Kutai Timur (Kutim) H Ismunandar, Kadis Kominfo Perstik Kutim Suprihanto menjelaskan bahwa momentum tersebut jadi fase evaluasi bagi pihaknya. Untuk lebih mematangkan persiapan smart city di daerah.
“Intinya kita (Pemkab Kutim) menghadiri kegiatan Gerakan Menuju 100 Smart City, untuk kelengkapan menjadi 100 kabupaten atau kota yang siap dalam Smart City atau Smart Regency,” kata Suprihanto, Rabu (15/5/2019) kemarin.
Selanjutnya pada 18 Juni 2019 nanti, saat Kutim melanjutkan presentasi di Banyuwangi, Suprihanto akan menyampaikan 5 Quick Wing yang menjadi program percepatan smart city di Kutim. Sambil melihat perkembangan 100 kabupaten atau kota di Indonesia yang menjalankan program serupa. Suprihanto mengatakan 5 quick wins ini menjadi sesuatu yang kecil namun diprediksi berdampak besar.
“Pertama, Sistem Informasi Statistik Daerah (SISD), disana (Kutim) masing-masing OPD memiliki data Statistik Sektoral yang dilimpahkan ke otonomi daerah dan menjadi domain Kominfo daerah. Hal itu sudah kami buat dan kami siap. Kedua, E-learning, merupakan pembelajaran secara online dan terus menerus bertambah. Ketiga, E-govermment, Kita (Pemkab Kutim) sudah melaksanakan, namun ada hal kecil perlu diintegriti (keutuhan) dari semua,” paparnya.
Dia menambahkan yang keempat yaitu folder friendly. Maksudnya ada sebuah folder (tempat menyimpan data-data) yang akan dibuat semudah mungkin. Dalam folder tersebut akan ada UKM, tentang kesehatan, olahraga dan lain-lain. Kelima PBB Online, yakni pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB) dilakukan secara online.
“Intinya kami (Kominfo Perstik Kutim) akan berikan sentuhan dengan smart technology. Sekarang baru tahap quick wins jadi kami bersinergi dahulu dengan OPD di Kutim yang mempunyai domain. Setelah kita intergriti kemudian barulah mengikut sertakan masyarakat. Sesuai Undang-Undang dan Perpres, kita sudah memulai dan inisiasi dengan intergriti,” jelasnya.
Suprihanto mengatakan masing-masing aplikasi yang smart akan di intergriti agar menjadi lebih pintar. Mengapa? Karena OPD pinter belum tentu berguna bagi masyarakat luas. Namun jika semua sudah di intergriti akan membantu pimpinan membuat kebijakan dengan menjadi cepat dan masyarakat terbantu.
Ia mengakui ada beberapa blank spot di Kutim yang jadi kendala aplikasi. Namun ditanggulangi dengan koordinasi perusahaan daerah dan Kemenkominfo Pusat. Dia berharap hasilnya positif.
“Kami sempat mencontoh Jawa Timur ditahun 2010, karena bagus e-budgetingnya. Namun di Kutim terkendala infrastruktur yang belum memadai. Jadi rencana setelah infrastruktur ready (siap), kita siap memulainya,” tuturnya.
Mengenai dana, Suprihanto terus berkoordinasi dengan pimpinan untuk mendapat spesialiasi. Sehingga pengembangan smart city tak terhambat untuk kemajuan daerah. (hms7)