Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Timur (Kutim), Bahrani. (Dok Pro Kutim)
SANGATTA – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Timur (Kutim), Bahrani Hasanal menyebutkan jika saat ini Kutim sudah masuk pada kategori “Zona Ungu” dalam penyebaran dan penularan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Pasalnya, saat ini jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kutim sudah mencapai 35 orang, per 20 Mei 2020.
“Dengan catatan 35 kasus terkonfirmasi positif di Kutim, maka kita sudah di zona ungu. Makanya (masyarakat) harus sangat hati-hati lagi. Ini (zona ungu) lebih parah dari zona merah,” ujar Bahrani kepada wartawan, Rabu (9/5/2020).
Dijelaskan, dengan masuk kategori zona ungu, maka menunjukkan jika penularan dan penyebaran COVID-19 di Kutim sudah sangat masif dan tidak terkendali. Sebab, bukan hanya pasien-pasien yang merupakan pelaku perjalanan (PP) saja yang dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19, namun telah terjadi penularan antara satu orang yang telah terinfeksi, dengan orang lain yang sebelumnya sehat atau dikenal dengan istilah transmisi lokal. Bahkan parahnya lagi, transmisi lokal tidak hanya terjadi pada orang-orang terdekat atau keluarga dari pelaku perjalanan, tetapi sudah menularkan kepada orang lain yang bukan termasuk kontak dekat pasien terkonfirmasi. Yakni orang lain di luar lingkup keluarga. Karena ternyata memiliki riwayat pernah kontak dengan pasien terkonfirmasi positif sebelumnya.
“Zona ungu ini menunjukkan bahwa penularan dan penyebaran COVID-19 di Kutim sudah semakin tidak terkendali dan terjadi semakin masif. Hampir setiap hari ada penambahan pasien terkonfirmasi positif di Kutim. Bahkan kini yang ikut tertular bukan hanya keluarga atau orang terdekat dari pelaku perjalanan yang sudah terkonfirmasi positif, tetapi sudah menulari orang lain yang bukan keluarga pasien, tetapi dilaporkan pernah kontak dengan pasien positif COVID-19, sebelumnya. Contohnya, KTM-30 yang merupakan petugas laboratorium kesehatan dari salah satu rumah sakit swasta di Sangatta, yang ternyata pernah kontak dengan pasien KTM-6. Mungkin pernah memeriksa KTM-6,” jelas Bahrani seraya menegaskan kembali.
Untuk itu Bahrani kembali mengimbau masyarakat Kutim pada umumnya dan warga Sangatta pada khususnya, untuk patuh mengikuti anjuran dan protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penularan COVID-19, sebagaimana yang telah disampaikan pemerintah. Jika tidak ada kesadaran dari masyarakat akan bahayanya penularan COVID-19, maka tidak akan mungkin pandemi COVID-19 di Kutim bisa selesai. Malah bahkan mungkin akan bertambah parah.
“Mohon masyarakat untuk sadar akan bahaya penularan penyakit COVID-19. Ini (COVID-19) bukan candaan dan jangan diremehkan. Sudah banyak orang yang terinfeksi dan akhirnya meninggal dunia. Mulai dari masyarakat biasa hingga tenaga medis, termasuk dokter. Kami tidak bosan-bosannya mengingatkan masyarakat untuk mematuhi anjuran dan protokol kesehatan dalam rangka upaya pencegahan penularan COVID-19″ tegas Bahrani.
Masyarakat diminta agar jangan keluar rumah dan berkerumun. Jika terpaksa keluar rumah maka menggunakan masker. Rajin mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta jika bersin dan batuk, lakukan etika yang benar.
“Jika semua tidak perduli, jangan harap pandemi COVID-19 di Kutim bisa selesai,” ujar Bahrani. (hms7/hms3)
Pak bupati atau instansi terkait lakukan segera psbb sebelum tambah banyak lagi yg menjadi korban.ambil tindakan tegas jangan lembek dan bertele tele. Sangatta wilayahnya ga seberapa tapi termasuk padat populasinya.